REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan taushiyah tentang pemilu serentak 2019 kepada seluruh komponen bangsa. MUI berharap para ulama dan tokoh masyarakat bisa berperan menjadi perekat bangsa di momen pesta demokrsi ini.
"Kepada para ulama dan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat diharapkan dapat memerankan diri sebagai perekat dan pemersatu bangsa," kata Wakil Ketua Umum MUI, KH Zainut Tauhid Sa'adi saat menyampaikan taushiyah MUI tentang pemilu serentak 2019 di kantor MUI, Selasa (9/4).
KH Zainut mengatakan, ulama dan para tokoh diharapkan ikut aktif menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif, tenang, damai serta penuh persaudaraan. Mereka juga diharapkan bisa menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara pemilu, dan mendorong umat untuk menggunakan hak pilihnya.
MUI juga mengimbau agar umat Islam tetap menjaga ukhuwah Islamiyah yang kuat dan erat dengan umat Islam yang berbeda pilihan politiknya. Sekaligus menghindari segala sikap dan perilaku yang mengarah kepada terjadinya pembelahan, perpecahan dan permusuhan antarumat.
"Mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga ukhuwah wathaniyah, saling menghormati dan memuliakan meskipun berbeda pilihan politiknya demi tetap terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945 dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.
MUI mengingatkan, melalui pesta demokrasi, rakyat akan memberikan mandat dan amanat kepada mereka yang dianggap tepat menduduki jabatan di lembaga legislatif dan eksekutif dalam rangka mewujudkan cita-cita, aspirasi dan harapannya. Maka hasil pemilu serentak sangat penting dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan.
Sebab hasilnya akan menentukan arah perjalanan bangsa dan pembangunan serta penyelenggaraan negara selama lima tahun ke depan. Maka MUI mendorog umat Islam menggunakan hak pilihnya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk memilih pemimpin (nashbul imam) sesuai hati nurani.