REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) manawarkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung. Kerja sama ini berkaitan dengan pengelolaan wakaf melalui Cash Waqf Link Sukuk (CWLS), salah satu program unggulan BWI yang diluncurkan pada Oktober 2018 lalu di Bali.
Bendahara BWI Pusat, Rahmat mengatakan, program ini dinilai efektif untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat serta memenuhi kebutuhan mereka. Dengan investasi wakaf melalui sukuk, hasilnya bisa digunakan untuk membantu masyarakat.
"Maka dari itu Sukuk berpotensi sebagai instrumen untuk memobilisasi dana. Sedangkan wakaf memiliki kapasitas untuk mendapatkan ‘income’ dan aktifitas keuangan yang produktif," kata Rahmat saat melakukan audiensi dengan Walikota Bandung Oded M Danial di Pendopo Kota Bandung, Senin (8/4).
Untuk diketahui, sukuk merujuk pada obligasi yang berdasarkan prinsip syariah. Rahmat mengungkapkan, CWLS memiliki tenor lima tahun dengan imbal hasil setiap tiga bulan sekali.
Inovasi tersebut bertujuan meningkatkan peran masyarakat dalam membangun negara melalui instrumen syariah, khususnya yang berkaitan dengan infrastruktur sosial pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
"Hasilnya yang diwakafkan. Sehingga kita bisa memanfaatkan seperti memberangkatkan umrah guru ngaji maupun instrumen syariah seperti pengadaan Alquran dan sebagainya," ujarnya.
Ia menuturkan program kni bentuknya adalah perorangan ataupun korporasi yang mewakafkan sejumlah nilai uang. Kemudian, wakaf itu akan diproduktifkan melalui kerja sama dengan pemerintah. Nantinya jika sudah lima tahun wakaf itu dikembalikan.
Ia menambahkan, uniknya kupon (Bagi Hasil) CWLS yang diterima setiap tiga bulan sekali akan disalurkan kepada penerima manfaat alasan bentuk pembangunan atau program sosial.
"Saya harap dengan ini Pemerintah bisa bekerja sama sehingga bisa membantu masyarakat lebih baik," tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengingatkan program pemberdayaan umat harus mudah dipahami dan dilaksanakan. Menurut dia, semakin mudah suatu program, maka akan semakin banyak warga yang ingin terlibat di dalamnya.
Ia mencontohkan program pemberdayaan umat melalui Warung Mandiri. Program tersebut sederhana tetapi memiliki manfaat yang besar untuk warga.
"Saya memakai konsep yang praktis dan sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan. Kita bangun umat dengan kemandirian ekonomi. Itu bisa lewat infak Sedekah. Alhamdulilah ada di beberapa wilayah bisa mempunyai Warung Mandiri seperti di Gading Regensi," tutur Oded.
Untuk diketahui, Warung Mandiri tidak hanya sekadar toko untuk menyediakan kebutuhan warga, tetapi juga medium pergerakan sosial dan keagamaan. Sebab, setiap keuntungan yang diperoleh dikembalikan untuk kepentingan umat.
Menurut Oded, setiap inovasi memang membutuhkan sosiaslisasi dan edukasi. Semakin mudah tersosialisasi danteredukasi, maka masyarakat akan lebih berpartisipasi.