REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Besar di keluarga yang boleh dibilang pas-pasan, ternyata menempanya menjadi orang yang kreatif dan selalu optimis. Inilah yang dialami Murdiyanto, salah satu member binaan Rumah Zakat Bekasi yang bertempat tingga di Mutiara Gading Timur - Mustika Jaya, Bekasi.
Sejak SD hingga STM, sudah merasakan mencari uang sendiri. Dia pernah ngojek payung saat hujan, jualan kantong plastik di pasar, jualan koran saat liburan, jualan layangan, burung daea, ikan cupang, sampai es keliling.
Setelah berkeluarga, bersama istrinya Khotimah, kegemarannya berwirausaha pun berlanjut dengan usaha di bidang tanaman buah dan obat. Dimulai dari perkenalannya dengan seorang guru ngaji yang mengajarkan persilangan pohon kelengkeng. Setelah ditekuni dan terus mencoba, akhirnya sekarang sudah bisa memperbanyak pohon-pohon buah dan obat.
Kebunnya kini penuh dengan aneka bibit buah dan obat antara lain kelengkeng, durian, jambu, apel India, sawo, blimbing, lemon, mangga, srikaya, bidara dll. Bibit tersebut dipasarkan melalui tetangga, saudara, dan teman-teman, dan ternyata banyak yang merespons.
Kini, Murdiyanto sedang berusaha mengembangkan usaha. Dari yang tadinya hanya menjual bibit, dikembangkan dengan menjual pupuk, media tanam, poly back, dan pot sehingga memudahkan konsumen yang akan membeli.
Memahami potensi yang dimiliki Pak Murdianto, Rumah Zakat yang memiliki program pemberdayaan ekonomi memberikan bantuan sarana usaha dan pendampingan untuknya.
"Alhamdulillah, Rumah Zakat memberi bantuan sarana usaha berupa mesin kompos dan perlengkapan pengairan di kebun. Terimakasih Rumah Zakat, jalan di kebun sudah tidak becek lagi. Dan saya makin semangat membuat pupuk kompos. Alhamdulillah hobi saya bertanam bibit buah & obat berbuah rupiah. Semoga usaha ini berkah," kata Murdiyanto.