Kamis 28 Mar 2019 18:00 WIB

Pedang Khas Tentara Islam di Abad Kejayaan

Tentara Islam sempat meraih dua sukses terbesar dalam sejarah peradaban Islam.

Pedang Zulfikar (ilustrasi)
Foto: istimewa
Pedang Zulfikar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasukan tentara Muslim pada era keemasan Islam dikenal sangat tangguh dan kuat. Tak heran jika kekuatan pasukan tentara Islam sangat disegani lawan dan ditakuti lawan. Risalah kemiliteran berbahasa Arab mencatat, pasukan militer Muslim sempat meraih dua kesuksesan terbesar dalam sejarah peradaban Islam.

Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya bertajuk Islamic Technology: An Illustrated History mengungkapkan, sebelum  Dinasti Usmani Turki menjadi adikuasa dunia, tentara Muslim di era kejayaan Islam sempat meraih dua kemenangan terbesar dalam sejarah, yakni penaklukan Arab pada abad ke-7 M atau abad satu Hijriah  serta kemenangan pasukan tentara Dinasti Ayyubiya dan Mamluk pada abad ke-12 dan ke-7 M.

Salah satu faktor penting yang membuat pasukan tentara Muslim begitu kuat dan hebat, karena ditopang dengan persenjataan yang lengkap dan canggih pada zamannya seperti pedang, tombak, panah, perisai dan tongkat kebesaran.

Pedang merupakan senjata utama serdadu Muslim, baik infanteri maupun kavaleri. Pedang digunakan untuk pertahanan pribadi, adu pedang dan pertempuran tunggal. Pedang merupakan salah satu senjata yang paling dihormati bahkan seringkali diberi nama.

"Kami mempunyai beberapa catatan mengenai hal ini dari periode awal Islam. Tetapi masih belum bisa diidentifikasi adanya sejenis pedang khas Islam, karena panjang, bentuk dan konstruksinya berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain," tutur al-Hassan Hill.

Menurut al-Hassan, dahulu di Semenanjung Arab, panjang pedang menjadi salah satu tanda pengenal anggota suku. Salah satu jenis pedang ternama bernama Scimitar lengkung. Pedang ini kerap kali disebut sebagai senjata khas Umat Muslim. Dalam manuskrip Arab tertulis bahwa pedang ini muncul belakangan.

"Pedang itu diperkirakan pertama kali dipakai pada abad ke-8 H atau ke-14 M, waktu pastinya tidak diketahui," kata al-Hassan dan Hill. Selain itu, juga dikenal pedang lurus Abbasiyah, yang pada bilahnya tertulis tanggal pada abad ke-9 M, merupakan jenis pedang yang paling banyak digunakan di negeri-negeri Islam pada abad pertengahan.

Pedang ini juga banyak dicontohkan dalam ilustrasi-ilustrasi dan dipamerkan di museum-musem, salah satunya di Topkapi Sarayi Muzesi, Istanbul. Al-Hassan dan Hill menjelaskan bilah pedang (nasl) mempunyai satu sisi yang tajam (syafra), melengkung sepanjang satu rentangan (sekitar 22 sentimeter) ke bagian ujungnya (dhu'aba).

Bagian yang melengkung itu disebut midrab (dada), karena bagian ini yang digunakan untuk menyerang lawan. Sedangkan bagian punggung (matn) kadang-kadang sedikit melengkung ke arah midrab (dada). Sedangkan, pangkal pedang yang dalam bahasa Arab disebut maqbid atau nasab mempunyai kepala atau ujung berbentuk bola (saylan) dan sebuah bentukan melintang (kulab), pangkal pedang terbuat dari baja, gading, kayu hitam (ebony) atau bahan-bahan keras lainnya.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement