Kamis 28 Mar 2019 15:18 WIB

Gagasan Islam Rahmat bagi Semesta

Konsep 'rahmat bagi semesta' (rahmatan lil 'alamin) terkandung di dalam Alquran.

Alam semesta (ilustrasi).
Foto: www.kaheel7.com
Alam semesta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam hadir tidak hanya sebagai rahmat bagi umat manusia, tetapi juga alam semesta. Pesan dan makna rahmatnya Islam sudah diisyaratkan dalam Alquran dan hadis.

Secara kebahasaan, rahmat berasal dari bahasa Arab, rahman, yang berarti ‘kasih sayang.’ Ada lebih dari 90 ayat di dalam Alquran yang menyinggung tentang rahmat. Ungkapan Bismillahi ar-Rahmaan ar-Rahiim acapkali diulang-ulang pada awal hampir setiap surah.

Baca Juga

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Sayangilah siapa saja yang ada di muka bumi, niscaya Allah menyayangi.” Artinya, Islam amat menganjurkan umatnya untuk menebar kasih sayang. Bahkan, itulah misi kenabian Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Anbiya ayat 107.

Terjemahannya, “Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin).”

Di antara sifat-sifat Allah adalah Mahapengasih dan Mahapenyayang. Alquran surah al-A’raf ayat 156 menegaskan, rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Dengan pesan inilah, risalah Islam menyebar ke muka bumi.

Sebelum Islam berjaya, Jazirah Arab sangat mengutamakan kebanggaan yang berlebihan terhadap suku masing-masing. Tidak mengherankan bila sering terjadi perang antarsuku, bahkan bila persoalan sepele. Ketika Islam meliputi Makkah, Madinah, dan akhirnya seluruh kawasan tersebut, maka kebanggaan duniawi tersisihkan. Orang-orang mulai menyadari dan mengamalkan kebanggaan yang sejati, yakni memperjuangkan agama ini.

Islam menolak rasisme, sehingga fanatisme berlebihan pada suku-suku bangsa ditolak. Inilah semangat kosmopolitan. Dengan itu, Islam menyebar sebagai rahmat bagi umat manusia. Puncaknya terjadi pada masa keemasan peradaban Islam. Banyak pusat-pusat keunggulan muncul di pelbagai wilayah, mulai dari Andalusia di Barat hingga Nusantara.

Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin mencakup banyak konteks. Misalnya, teologi. Islam menolak tegas pemaksaan atas orang lain untuk memeluk agama yang sama. “Tidak ada paksaan dalam memeluk agama”, demikian pesan Alquran surah al-Baqarah ayat 256. Islam semata-mata menegaskan, sudah jelas beda antara kebenaran dan kebatilan. Kemudian, tiap orang akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa-apa yang dilakukannya.

Dalam konteks sosial, Islam memberikan dorongan positif kepada umat manusia untuk saling mengenal satu sama lain. Kemudian, hubungan sosial juga dipelihara, sehingga menimbulkan ketentraman. Banyak pakar memaparkan, adanya persaudaraan antarmanusia (ukhuwah basyariyah), persaudaraan antarbangsa (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan di antara sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah).

Ketiganya berjalan seiringan dengan porsi masing-masin yang seimbang. Dalam tiga dimensi persaudaran itulah, Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin mewujud.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement