REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Memiliki usaha sendiri adalah impian banyak orang, tak terkecuali Anik Winarsih. Penjahit pakaian jadi, yang memulai usaha jahitnya dengan mesin jahit kuno yang ia beli seharga Rp 300 ribu dari toko reparasi.
Sudah dua tahun mengabdikan dirinya dikonveksi besar yang terletak di seberang desa. Berbekal dua tahun menimba ilmu, akhirnya ia memutuskan untuk memberanikan diri menerima jahitan dari teman dan tetangga.
Pada tahun 2018 Fasilitator Rumah Zakat memberikan mesin Jahit 'juki' utuk Anik yang setidaknya bisa mempercepat pekerjaan menjahitnya. Meskipun demikian Anik masih kebingungan jika ada bagian yang harus di obras.
Berbekal assesment yang dilakukan Fasilitator Desa Berdaya Mijen, Gatot. Rumah Zakat memberikan bantuan sarana usaha berupa mesin obras yang sekiranya bisa semakin menunjang pekerjaannya.
"Terima kasih kepada Rumah Zakat, atas dorongannya untuk bisa menerima jahitan sendiri, benar kata Pak Gatot Harus berani dulu, dan Alhamdulillah sudah dibimbing, sekarang malah dibantu mesin obras," tutur Anik saat penyerahan bantuan Ahad (17/3) sore lalu. Bantuan ini diharapkan bisa semakin memajukan usaha jahit yang dilakukan Anik dan membuatnya mandiri.