REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Dewan Kota Wellington menciptakan zona grafiti untuk sarana kegiatan seni rupa bagi masyarakat setempat. Hal itu juga dilakukan dalam rangka menyuarakan dukungan dan perlindungan terhadap komunitas Muslim di Selandia Baru.
Para warga, khususnya seniman, dapat memanfaatkan zona grafiti itu untuk menyampaikan pesan solidaritas dan empati. Seperti diketahui, pada medio bulan ini, kota tersebut diguncang aksi terorisme yang menyasar dua masjid di Christchurch.
Di zona grafiti itu, terdapat Dinding Aroha. Kata aroha berasal dari bahasa Maori--suku bangsa asli Selandia Baru--yang berarti 'cinta'. Dinding itu terletak mengelilingi gedung balai kota di Civic Square.
Di sana telah disediakan berbagai peralatan bagi masyarakat yang ingin menuliskan pesan dukungan mereka. Selain itu, seorang seniman lokal akan memandu mereka untuk melukis mural.
Walikota Wellington Justin Lester mengatakan, pihaknya menyadari masyarakat menginginkan sebuah tempat untuk menunjukkan dukungan dan cinta bagi komunitas Muslim, imigran, dan pengungsi.
"Staf dewan telah bekerja dengan masyarakat untuk menciptakan ruang kota yang aman di mana masyarakat dapat melakukan ini," kata Lester, dilansir Newshub, Selasa (26/3).
Tempat di Civic Square itu akan tersedia untuk umum pada Sabtu (30/3) mendatang. Zona grafiti ini akan berlangsung selama tiga bulan. Pesan dukungan dan cinta bagi komunitas Muslim mulai muncul di dinding di sekitar kota Wellington tak lama setelah tragedi pembantaian di Christchurch.
Tentunya, lokasi zona grafiti ini akan dipantau oleh petugas keamanan setempat. Bila ada pesan yang berisi materi tidak simpatik, maka otoritas setempat akan segera menghapusnya.