Selasa 19 Mar 2019 17:30 WIB

Pelaku Penembakan Didoakan Dapat Hidayah

Muslim Indonesia di Australia menggelar shalat gaib untuk syahid di Christchurch.

Jamaah Muslim Indonesia yang tinggal di Queensland (Australia) dan sekitarnya menggelar shalat ghaib untuk mendoakan para syahid di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Foto: Dok IMQC
Jamaah Muslim Indonesia yang tinggal di Queensland (Australia) dan sekitarnya menggelar shalat ghaib untuk mendoakan para syahid di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, LOGAN LEA -- Penembakan yang dilakukan oleh Brenton Tarrant, warga Australia, 28 tahun, yang berakibat terenggutnya nyawa 50 Muslim dan puluhan luka parah, di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3), masih terus mengalirkan banyak simpati bagi para korban dan keluarganya. Jamaah Muslim Indonesia yang tinggal di Queensland (Australia) dan sekitarnya, selepas Maghrib,  Senin, (18/3), melakukan shalat ghaib di Gedung Indonesian Muslim Centre of Queensland (IMCQ), 51 Station Road, Logan Lea.

Dalam shalat ghaib yang dihadiri ratusan jamaah itu tersemat ungkapan doa bagi para syahid. Namun alih-alih membenci pelaku, dalam doa yang dipimpin oleh Ustaz Abu Fida, para jamaah diajak mendoakan kebaikan bukan hanya bagi korban, tapi juga pelaku. “Kita doakan saja mudah-mudahan pelakunya mendapat hidayah,” ucap ustaz yang menjadi Pembina di Komunitas Terang Jakarta ini dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/3). 

Jamaah yang hadir cukup antusias. Ada yang mewakili dari Gold Coast, Brisbane, Durack, Robertson, Burbank, dan masih banyak lagi. Juga terdapat beberapa perwakilan dari penduduk dan masyarakat setempat.

photo
Jamaah Muslim Indonesia di Queensland (Australia) dan sekitarnya mendoakan pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, mendapat hidayah dari Allah SWT.

Lebih lanjut, Ustaz Abu mengambil ibrah dari perjalanan Umar bin Khattab, sahabat Rasulullah Muhammad SAW,  yang dahulunya memusuhi bahkan sempat mau membunuh beliau, namun belakangan menjadi pembela dan pengikut setia.

Selain berkirim doa, kegiatan yang digalang oleh IMCQ, Quran Class Brisbane (QCB), dan Indonesian Islamic Society of Brisbane (IISB) ini diharapkan juga menjadi jalan silaturahim dan wahana kajian ilmu. Ketua QCB, Alaik Kubro, menjelaskan selama kurang lebih sepekan, sudah diadakan sembilan kajian bersama Ustaz Abu Fida yang bertajuk Ngopi (Ngobrol Pengetahuan Islam) dalam tema-tema khusus. “Dari masalah hijrah millennial hingga life after death,” paparnya. 

Kegiatan untuk mengasah dan menambah wawasan keagamaan ini juga diimbangi dengan kegiatan aktif partisipatif melalui Gala Diner Fund Raising IMCQ pada Sabtu malam (16/3). Acara yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang peserta ini berhasil mengumpulkan dana segar senilai hampir 27 ribu dolar Australia  (sekitar Rp 270 juta).

 “Insya Allah dananya nanti akan kita pakai untuk pengembangan ruang shalat untuk wanita dan pembangunan toilet di center sebelum bisa dibangun penuh sebagai Masjid,” papar M. Luthfi Hamidi, sektretaris Manajemen IMCQ.   

Ia menambahkan, umat Islam Indonesia di Queensland melalui IMCQ saat ini sudah memiliki properti yang untuk sementara ini peruntukannya difungsikan sebagai community centre (pusat komunitas) Namun, sejalan waktu, di area seluas 4.500 meter persegi itu, rencananya juga akan dibangun masjid.

Berbagai kegiatan sudah dilakukan untuk penggalangan dana. Dari membuka Sedekah Meal setiap Jumat (jamaah menyedekahkan makanan yang kemudian dijual setiap selesai shalat Jumat), gala diner, dan membuka semua kegiatan pendanaan kreatif baik dari Australia maupun Indonesia. Baru-baru ini, IMCQ mendapatkan bantuan dari Laznas BSM senilai Rp 100 juta. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement