REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kaum milenial di Sumatra Barat sedang marak menjadikan investasi saham dan surat berharga untuk mahar pernikahan. Pengawas Pasar Modal di Otoritas Jasa Keuangan Sumatera Barat, Taufiq mengatakan trend mahar berupa saham ataupun reksadana tidak terlepas dari kesadaran kaum milenial tentang pentingnya berinvestasi. Otoritas Jasa Keuangan sangat mendukung trend positif untuk sadar berinvestasi ini.
"Kekuatan fondasi ekonomi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas nilai investasi ditanamkan," kata Taufiq, melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (10/3).
Yang terbaru adalah pasangan Teja dan Intan. Mereka baru saja menikmati hari bahagia yang telah lama dinanti. Pasangan muda ini melangsungkan pernikahan di Aula Universitas Negeri Padang, Sabtu (9/3) kemarin.
Yang spesial dari pernikahan ini adalah maharnya, yaitu sembilan produk reksadana dan satu set kalung berlian.
Reksadana sendiri merupakan sarana/wadah investasi bagi sekumpulan investor yang dikelola oleh manajer investasi. Sembilan produk reksadana yang dibeli merupakan reksadana yang diterbitkan oleh sembilan aset manajemen yang berbeda.
"Reksadana yang kami pilih rata-rata berisikan komponen saham, karena semangat kami adalah semangat berinvestasi untuk generasi kami berikutnya serta kita mengetahui bahwa pasar modal Indonesia merupakan pasar yang memberikan keuntungan terbesar di dunia dalam 10 tahun terakhir," ujar Teja.
Beberapa bulan terakhir, di Padang juga terdapat pasangan muda yang menikah dengan mahar saham Bank Mandiri (BMRI) dan ACE Hardware Indonesia (ACES). Tiga tahun lalu, terdapat juga pasangan Karyawan PT Semen Padang yang menikah dengan mahar Saham Semen Indonesia yang notabene merupakan Induk dari PT Semen Padang.
Trend menikah dengan mahar saham ini menurut Taufiq menunjukkan bahwa Literasi dan Inklusi Keuangan khususnya Pasar Modal di kalangan Millenials semakin meningkat. Kepala Kantor Bursa Efek Indonesi, Sumatra Barat, Early Saputra menyebut pasar modal Indonesia merupakan pasar yang memberikan keuntungan terbesar dalam 10 tahun terakhir.
Jika dibandingkan negara lain, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam memberikan keuntungan. Namun di sisi lain, rendahnya minat warga negara Indonesia sendiri membuat keuntungan tersebut diraup oleh investor asing.
Early menyebut adanya fakta tren menjadikan investasi sebagai mahar ini tentunya sangat membantu meningkatkan semangat berinvestasi di masyarakat. Agar penduduk Indonesia dapat mencicipi keuntungan berinvestasi di negeri sendiri.
"Keputusan menjadikan reksadana sebagai mahar, membuat pernikahan ini menjadi spesial dan unik dari biasanya. Karena umumnya mahar hanya berbentuk uang, emas dan seperangkat alat shalat," ujar Early.
Early menambahkan pasangan yang ingin menikah, mungkin bisa meniru konsep Investing for Wedding dengan menikah memakai saham dan reksadana sebagai mahar. Karena saat ini pasar modal tidak lagi hanya dikenal sebagai sarana jual beli saham, tapi dengan makna yang lebih dalam, yaitu dengan pasar modal, masyarakat bisa memiliki perusahaan - perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang hasilnya bisa dinikmati generasi berikutnya.