Ahad 03 Mar 2019 17:00 WIB

Sayangi Binatang

Binatang, tumbuhan, dan kekayaan alam adalah titipan.

Kucing
Kucing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Syekh Abu Bakar Jabir al-Jaza lewat Minhajul Muslim menguraikan dengan lengkap bagaimana kita yang mengaku manusia ini berinteraksi dengan hewan. "Pada setiap yang memiliki hati yang bisa kehausan terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadanya)." Kutipan hadis sahih riwayat Imam Bukhari itu memberi penjelasan yang gamblang. Siapa pun dia, apakah dia manusia ataukah hewan yang bisa merasakan haus, terdapat pahala saat memberinya minuman.

Syekh Abu Bakar menyimpulkan, salah satu adab terhadap hewan adalah memberi mereka makan dan minum saat mereka lapar dan haus. Dalam hal yang dianggap kecil dan remeh seperti ini Islam memberi perhatian nan serius. Ada ganjaran, ada balasan. 

Balasan bagi pelaku yang menyiksa hewan dengan tidak memberinya makan, mengurung, memeukuli, menyiksa, sampai membakar juga menunggu. Tak tanggung-tanggung, balasan keras berupa api neraka sudah menanti.

Rasulullah SAW bersabda, "Seorang perempuan masuk nereka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati. Maka dari itu, ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan minum saat ia mengurungnya dan tidak pula ia membiarkannya memakan serangga tanah." (HR Bukhari).

Duhai berat niat balasan bagi yang menganggap menyiksa kucing adalah persoalan sepele. Apakah jiwa kita lantas sudah bebal? Hanya berhenti pada kesimpulan hewan adalah makhluk hina yang tak lebih mulia dari manusia.

Kasih sayang Islam terhadap hewan bahkan sampai pada titik bagaimana agar hewan tersebut tidak menderita saat disembelih. Demi memenuhi tuntunan agama, beberapa hewan dijadikan hewan sembelihan. Hewan juga menjadi karunia Allah SWT untuk manusia untuk dikonsumsi. Namun, lagi-lagi, kita akan menemukan sejumput kasih sayang agama ini kala harus menyembelihnya. "Tenangkanlah sembelihannya lalu  hendaklah ia mempertajam mata pisaunya." (HR Muslim). 

Nabi SAW ingin agar umatnya kala menyembelih hewan untuk konsumsi benar-benar menjaga adab. Pisau sembelihan hendaknya dipertajam. Agar memastikan, si hewan tak tersiksa terlampau lama. Sebelum pisau memutus urat nadi dan napas hewan, tenangkanlah ia. Karena, bisa jadi hewan itu punya naluri merasakan bahwa sebentar lagi ia akan bertemu dengan ajal.

Kita sejatinya adalah wakil Allah SWT guna merawat tempat kita hidup dan melangsungkan kehidupan. Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan maksud tertentu. Dan tugas kitalah manusia guna merawat dan memastikan semua berjalan dalam rel yang digariskan Allah SWT.

Binatang, tumbuhan, kekayaan alam adalah titipan. Menyayangi mereka adalah bentuk dari mengaplikaskan kasih sayang Allah di muka bumi. "Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya Zat yang ada di langit menyayangimu." Jelas sudah lewat uraian hadis yang ada dalam periwayatan Imam Tirmidzi tersebut. Kasih sayang umat Islam terbentang luas. Baik kepada sesama Muslim, kepada kawan non-Muslim, binatang, hingga tumbuh-tumbuhan. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement