Kamis 28 Feb 2019 19:22 WIB

BMM Targetkan Penghimpunan Ziswaf Tiga Kali Lipat

BMM targetkan pengumpulan ziswaf tahun ini capai Rp 80 miliar.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Direktur Eksekutif Laznas Baitulmaal Muamalat - Teten Kustiawan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Eksekutif Laznas Baitulmaal Muamalat - Teten Kustiawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitulmaal Muamalat (BMM) menargetkan penghimpunan zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf) naik hampir tiga kali lipat pada 2019. Tahun 2018, penghimpunan ziswaf mencapai Rp 30 miliar.

Baca Juga

Direktur Eksekutif Laznas BMM, Teten Kustiawan, menyampaikan tahun ini pengumpulan ziswaf diharapkan bisa mencapai Rp 80 miliar. Optimisme tersebut berangkat dari kesiapan mumpuni sejumlah strategi penghimpunan dan program.

Dari segi penghimpunan, BMM berencana mengoptimalkan potensi internal di bank Muamalat. "Sebenarnya di dalam (internal bank) sendiri belum tergarap maksimal," kata dia saat berkunjung ke kantor Republika, Kamis (28/2).

Sejumlah langkah akan ditempuh, termasuk memudahkan akses penyaluran melalui jaringan Muamalat seperti ATM, mobile banking, juga internet banking. Selain itu, strategi penghimpunan juga diperkuat dengan sosialisasi program yang mulai gencar.

Kadiv Penghimpunan & Perwakilan Wilayah, Galeh Pujonegoro menyampaikan ada beberapa program unggulan yang akan dilancarkan tahun ini. Di antaranya adalah Dusun Zakat Muamalat, tahfiz, hingga wakaf produktif melalui alat-alat kesehatan.

Dusun Zakat Muamalat merupakan pembangunan kembali daerah yang lumpuh karena bencana dari dana ziswaf. Dusun pertama akan dibangun di Orong Ramput, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.

"Wilayah itu rata terhapus bencana, kita segera bangun kembali, mulai dari pemukiman hingga akan kita kembangkan jadi kawasan wisata religi," katanya.

Orong Ramput disebut-sebut sebagai wilayah paling religius di Lombok dengan potensi wisata yang luar biasa. Untuk tahap pertama pemulihan, BMM telah membangun sekitar 150 rumah dan sumber air untuk sekitar 300 warga di kawasan. 

Selanjutnya pengembangan menjadi area wisata akan melibatkan donatur yang melakukan penilaian kelayakan dan konstruksi membangun infrastruktur. Teten menyampaikan pembangunannya saat ini hanya menghabiskan dana sekitar Rp 3,2 miliar. 

"Banyak warga ikut gotong royong membangun kembali desanya, selain itu banyak donatur yang menyumbangkan jasanya sehingga dana bisa lebih irit," katanya.

Tahun ini, BMM menyiapkan Rp 5 miliar untuk pengembangan. Ada beberapa infrastruktur yang akan dibangun dengan menggunakan dana wakaf. Dengan catatan, aset tersebut nilai pokoknya harus tetap namun membawa kemanfaatan lebih untuk masyarakat sekitar. Target selanjutnya adalah Donggala, Palu yang masih dalam tahap penilaian.

Teten mengatakan, penghimpunan wakaf BMM telah vakum cukup lama. Sehingga penghimpunannya hingga 2018 tidak signifikan. Ia berkomitmen untuk menghidupkan lagi pengumpulan wakaf dengan target 2019 sebesar Rp 8,5 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement