Kamis 28 Feb 2019 07:21 WIB

Diiringi Pembacaan Puisi, Masjid Cikal Harapan Resmi Dibuka

Yayasan Permata Sari didirikan para aktivis HMI-wati lebih dari 40 tahun lalu.

Masjid Cikal Harapan, Jalan Raya Cileungsi, Perum Citra Indah Jonggol, Kab Bogor. Masjid tersebut diresmikan pada 25 Februari 2019 oleh para pendiri YPS
Foto: Ist
Masjid Cikal Harapan, Jalan Raya Cileungsi, Perum Citra Indah Jonggol, Kab Bogor. Masjid tersebut diresmikan pada 25 Februari 2019 oleh para pendiri YPS

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Masjid merupakan pusat peradaban sekaligus sentra aktivitas keagamaan. Keberadaan sebuah masjid juga menjadi prasyarat bagi lancarnya kegiatan belajar-mengajar di suatu lembaga pendidikan islami. Hal itu ditegaskan ketua umum Yayasan Permata Sari (YPS) Etty Mar’ie Muhammad.

“Betul sekali, bahwa sekolah islam itu diharuskan memiliki sebuah sarana untuk para peserta didik latihan ibadah dan juga sarana ibadah. Jadi, setiap sekolah Islam harus memiliki sebuah masjid, apakah besar, apakah kecil, megah atau sederhana. Intinya, keberadaan sebuah masjid diperlukan lembaga pendidikan, apalagi bila lembaga pendidikan itu membawa label Islam,” tutur istri alm Mar’ie Muhammad itu (menteri keuangan RI 1993-1998) itu, seperti dimuat dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/2).

Oleh karena itu, YPS terus mengupayakan pembangunan masjid-masjid. Teranyar, yayasan yang konsen pada bidang pendidikan ini meresmikan berdirinya Masjid Cikal Harapan. Rumah ibadah itu terletak di dalam kompleks Sekolah Cikal Harapan di Jalan Raya Cileungsi, Perumahan Citra Indah Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Peresmian Masjid Cikal Harapan berlangsung dengan khidmat dan dihadiri para tokoh Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI). Di antaranya adalah presidium KAHMI Hamdan Zoelva, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Din Syamsuddin, dan budayawan Taufiq Ismail. Acara tersebut juga dimaksudkan sebagai peringatan ulang tahun YPS yang ke-43.

 

Menurut Etty, Masjid Cikal Harapan itu adalah masjid ketiga yang dibangun YPS. Untuk masa mendatang, dia mengungkapkan, pihaknya berencana membangun masjid-masjid lainnya untuk menjadi fasilitas keagamaan, baik bagi para murid sekolah-sekolah yang dikelola YPS maupun masyarakat umum.

“Rencananya, kita akan bangun (masjid-masjid berikutnya --Red), tetapi tidak di dalam sekolah karena tak ada lagi lahan,” ujar dia.

Sebagai informasi, Yayasan Permata Sari (YPS) didirikan sembilan orang aktivis HMI-wati (Kohati). Mereka adalah Ati Taufiq Ismail (istri Taufiq Ismail), Etty Mar’ie Muhammad, Ida Ismail Nasution, Kamsanah HDM, Rihna Azrul Azwar, Sofie Yusuf Syakir, Ida Wahab, Hartini Effendi, dan Yulia Harun Kamil.

Usai lewat masa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru, para perempuan Angkatan 66 itu terus menjalin silaturahim dan berbagi informasi. Sampai akhirnya, pertemuan demi pertemuan dikembangkan menjadi kegiatan yang produktif dan bermanfaat umum. Alhasil, dibentuklah sebuah yayasan yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan, dakwah, dan sosial di tengah masyarakat. YPS resmi didirikan pada 5 Februari 1976.

YPS sudah mendirikan 11 unit sekolah yang diberi nama Sekolah Islam Cikal Harapan. Jumlah muridnya lebih dari dua ribu orang. Sekolah-sekolah yang berjenjang dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA itu tersebar di area Jabodetabek.

YPS juga menyelenggarakan berbagai kursus, seminar, koperasi, serta kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan anak asuh, anak yatim dan para korban bencana alam. Tidak hanya itu, yayasan yang berkantor pusat di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, itu juga membangun sekolah-sekolah yang digratiskan bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.

“Dari tingkat PAUD dan TK, kami juga akan mendirikan untuk tingkat SD, SMP, SMA. Yang pertama ada di kantor pusat kami. Sudah ada sekitar 48 siswa dari tingkat PAUD dan TK,” kata Etty.

YPS bergerak atas semangat keikhlasan dan kerja keras. Selain itu, sembilan pendiri YPS meyakini filosofi bahwa kaum ibu merupakan pendidik yang pertama dan utama. Karena itu, baik pendidikan formal maupun informal sudah seyogianya menjadi konsen mereka.

photo
Ati Taufiq Ismail dan para pendiri YPS lainnya menandatangani prasasti peresmian Masjid Cikal Harapan di kompleks Sekolah Cikal Harapan di Jalan Raya Cileungsi, Perumahan Citra Indah Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Generasi penerus, sejak masih anak-anak atau bahkan sejak masih di dalam kandungan seorang ibu. Maka sejak itulah seorang perempuan atau ibu wajib melakukan pendidikan. Kemudian setelah anak itu lahir, maka pendidikan tidak saja diperoleh dari ibu, tetapi juga lingkungan,” sebut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement