Rabu 27 Feb 2019 23:27 WIB

Proses Pembuatan Sabun di Abad Pertengahan, Seperti Apa?

Minyak zaitun dan al-Qali merupakan bahan utama pembuatan sabun.

Sabun batangan (ilustrasi).
Foto: wkp.maluke.com
Sabun batangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak zaitun dan al-Qali merupakan bahan utama pembuatan sabun. Bahan lain yang kerap digunakan untuk membuat sabun adalah natrun.

Lalu, bagaimana proses pembuatan sabun dilakukan di dunia Islam pada abad ke-13 M?

Berikut ini resep pembuatan sabun yang ditulis Daud Al- Antaki seperti dikutip Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya bertajuk, Islamic Technology: An Illustrated History:

1.Ambil satu bagian al-Qali dan setengah bagian kapur.

2. Giling dengan baik, kemudian tempatkan dalam sebuah tangki.

3. Tuangkan air sebanyak lima bagian dan aduk selama dua jam. Tangki dilengkapi lubang bersumbat.

Setelah pengadukan berhenti dan cairan menjadi jernih, lubang ini dibuka. Jika air sudah habis, sumbat kembali lubang tersebut, tuangkan air dan aduk, kosongkan dan seterusnya sampai tak ada lagi air yang tersisa.

4. Faksi air di setiap periode dipisahkan.

5. Lalu, minyak yang sudah murni diambil sebanyak 10 kali jumlah air yang pertama tadi, lalu letakkan di atas api.

6. Jika sudah mendidih, tambahkan air faksi terakhir sedikit demi sedikit. Kemudian tambah dengan air faksi nomor dua terakhir, sampai air faksi pertama.

Dari proses itu, akan diperoleh campuran seperti adonan kue. Adonan ini disendok (dan disebarkan) di atas semacam tikar hingga kering sebagian. Kemudian, tempatkan dalam nura (kapur mati). Inilah hasil akhir dan tidak diperlukan lagi pendinginan atau pencucian dengan air dingin selama proses.

Ada kalanya ditambahkan garam ke dalam al-Qali dan kapur sebanyak setengah kali jumlah kapur. Selain itu, juga ditambahkan amilum tepat sebelum proses selesai. Minyak di sini dapat diganti dengan minyak lain dan lemak seperti minyak carthamus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement