REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai gerakan antinarkoba bukan hanya tugas BNN semata, melainkan hal ini harus menjadi gerakan semua pihak yang mencintai bangsa ini dan masa depannya. Termasuk para ulama atau tokoh masyarakat dan unsur pendidikan.
Oleh karena itu, menurut Ridwan Kamil, dia akan melibatkan dan meminta peran semua elemen masyarakat terutama para ulama dan sekolah dalam gerakan pemberantasan narkoba.
Ridwan Kamil mengatakan, dia selalu percaya bahwa peran ulama ini menjadi sebuah cara di Republik Indonesia ini agar apa pun programnya menjadi lebih berhasil.
"Mungkin sudah ada tapi kalau belum tolong dimaksimalkan. Apakah melalui Majelis Ulama Indonesia yang bisa memberikan ceramah-ceramah atau kajian di masyarakat," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Rabu (27/2).
Kedua, menurut Emil, adalah peran sekolah. Menurut Emil, untuk para ulama akan dilakukan untuk menggerakan pencegahan. Sedangkan pendidikan melalui pendidikan karakter. "Dan juga kita siapkan instrumennya," katanya.
Menurut Emil, untuk merusak sebuah bangsa cukup dengan merusak generasi mudanya. Karena apabila generasi mudanya rusak akan membuat bangsa tersebut terpuruk.
"Jadi, itulah kenapa penyakit masyarakat, musuh bersama yang bernama narkotika ini harus kita lawan lahir batin," ajaknya.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Heru Winarko, mengatakan pihaknya akan memberantas narkoba di 15 lokasi yang terpapar narkoba di Jawa Barat. Lokasi-lokasi ini menjadi sarang peredaran narkoba mulai dari pengguna hingga transaksi pengedar.
“Sembilan ada di Depok, dan yang lainnya tersebar. Saya bicara dengan Pak Gubernur (Jabar) agar kampung-kampung (lokasi terpapar narkoba) ini bisa kita garap. Kita kembalikan kampung-kampung ini menjadi seperti kampung-kampung yang lain,” papar Heru.
Heru mengatakan, bahwa di kampung-kampung ini akan dilakukan pemberdayaan ekonomi. Karena sebagian besar para pengedar narkoba di kampung tersebut merupakan ibu rumah tangga.
“Kampung-kampung ini nanti kita garap, karena banyak pengedar di kampung itu ibu-ibu," katanya.
Menurut Heru, pihaknya akan mencoba bagaimana agar mereka punya mata pencarian. Jadi, pengedar narkoba ini kita ubah agar punya keterampilan. Nanti ada start up atau dibantu pemasaran secara online hasil-hasil binaan dari BNN, namanya stopnarkoba.com.
“Di Jawa Barat masih kita perbaiki dan masih bisa kita garap bersama,” katanya.
Heru menjelaskan, angka prevalensi pengguna narkoba di Jawa Barat mencapai 1,7 persen artinya ada sekitar 800-900 ribu pengguna. Sementara pengguna narkoba ada tiga jenis, yaitu pengguna coba pakai 57 persen pengguna reaksional atau rutin 27 persen dan pengguna pecandu 16 persen.