REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat Magrib berjamaah dalam acara shalawat, zikir dan doa bersama yang diadakan MUI DKI Jakarta berjalan dengan khidmat. Ribuan pengurus MUI se-DKI Jakarta, pengurus masjid dan mushala dari seluruh DKI Jakarta, dan pimpinan majlis taklim terlihat khusyuk menjalankan shalat berjamaah.
Setelah selesai shalat, KH Nasir Zein yang bertugas sebagai imam, mengajak seluruh jamaah membaca Yasin bersama, disusul zikir dan shalawat. Suara ayat suci Alquran, disusul pembacaan zikir terdengar syahdu dan serempak. Setelahnya, jamaah diajak untuk berdoa bersama untuk keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar mengatakan kegiatan ini mengambil tema “Meningkatkan Peran Ulama untuk Memperkuat Ukhuwah Umat Dalam Bingkai NKRI”. Kegiatan ini, kata KH Munahar diikuti oleh 50 ribu ulama, umara dan jamaah umat Islam di wilayah DKI Jakarta.
Dia menjelaskan, senandung shalawat dan zikir, adalah sarana yang tepat untuk membebaskan manusia dari egosentris. Mengingat esensi zikir adalah bagaimana mejadikan manusia semakin sadar akan hakikat kemanusiaan. “Dengan kegiatan ini, insya Allah akan menyadarkan umat untuk menghargai pentingnya rasa persatuan dan kesatuan,” tambah dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Pusat, Zainut Tauhid mengatakan, acara doa bersama bertajuk 'Munajat 212 Mengetuk Pintu Langit Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa dan Agama' yang diadakan MUI DKI Jakarta ini merupakan perbuatan yang mulia, apalagi hal tersebut ditujukan untuk keselamatan bangsa dan negara.
Shalat Maghrib Berjamaah. Sejumlah umat muslim melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di Monas, Jakarta, Kamis (21/2).
“Harapan kami acara tersebut terlaksana dengan lancar, tertib, khidmat dan benar-benar diisi dengan kegiatan keagamaan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub ilallah),” kata Zainut.
Mengingat kini bangsa Indonesia tengah memasuki masa kampanye, Zainut mengimbau agar acara tersebut tidak tercemari oleh kegiatan politik praktis, sehingga tidak mengurangi nilai kesakralan dari kegiatan doa dan dzikir. Dia juga menyarankan seluruh pengurus MUI DKI untuk tetap menjadikan organisasi MUI sebagai simpul pemersatu umat.
“Kepada MUI Provinsi DKI yang ikut memprakarsai kegiatan tersebut kami mengimbau untuk tetap menjadikan organisasi MUI sebagai simpul dan pemersatu umat, menjaga ukhuwah Islamiyah maupun ukhuwah wathoniyah demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun, harmonis dan bersatu,” ujar dia.