Kamis 21 Feb 2019 18:00 WIB

Dapur Umum Indonesia Lengkapi Gizi Anak-Anak Gaza

Dapur Umum Indonesia bulan ini beroperasi sejak 9 Februari.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
Dapur Umum Indonesia. GHR - ACT berikan bantuan dapur umum Indonesia bagi anak-anak Gaza.
Foto: dok. ACT
Dapur Umum Indonesia. GHR - ACT berikan bantuan dapur umum Indonesia bagi anak-anak Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harum rempah mengudara dari salah satu bangunan di jalan Al Yarmook, wilayah Al Shaikh Ridwan, Kota Gaza. Tulisan besar 'Dapur Umum Indonesia' diapit bendera Merah Putih dan bendera Palestina terpampang di depan pintu. Di tempat itu, aktivitas memasak dilakukan sedari pagi.

Sabtu (16/2), ratusan porsi hidangan disiapkan. Menu yang dimasak hari itu adalah nasi, sayur, dan ayam. Menjelang siang hari, makanan siap diantar ke Sekolah Dasar Amouriya di Gaza Tengah.

“Dapur Umum Indonesia bulan ini beroperasi sejak 9 Februari. Makanan didistribusikan ke sekolah-sekolah di seluruh Jalur Gaza. Setiap hari makanan dimasak untuk 500 warga Gaza,” ujar Global Humanity Respinse - Aksi Cepat Tanggap (GHR-ACT), Andi Noor Faradiba, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (21/2).

Di sekolah, anak-anak menyantap bersama makanan siang. Mereka duduk berkelompok. Makan bersama menjadi momen langka bagi mereka.

“Makanan Dapur Umum Indonesia ditujukan untuk murid sekolah di seluruh Jalur Gaza. Sekolah yang menjadi tujuan utama juga keluarga miskin di jalur Gaza,” kata dia.

Dapur Umum Indonesia merupakan program bantuan pangan yang dilakukan ACT sebagai rangkaian kepedulian terhadap Palestina. Pembagian panganan bergizi itu merupakan respons terhadap maraknya kasus malnutrisi di kalangan siswa di Gaza.

Kasus minimnya ketahanan pangan di Palestina belakangan mencuat dan berdampak pada anak-anak Palestina usia sekolah. Awal Februari lalu, Zaher Al-Banna selaku Kepala Dewan Orang Tua di sekolah organisasi PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan banyak siswa di sekolah-sekolah Palestina yang melewatkan sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Hal ini dikarenakan keterbatasan finansial keluarga mereka, sebagai akibat dari blokade Israel yang berkepanjangan.

Ustaz Muhammad Husein, ustaz asal Indonesia yang lama menetap di Gaza. Ia mengatakan, kecukupan gizi anak-anak di Gaza menjadi salah satu problem yang merundung pelajar di sana.

"Berbicara soal pendidikan bukan hanya lingkungan sekolah, tetapi lingkungan rumah juga. Salah satunya, anak-anak itu datang ke sekolah dengan perut lapar,” ucapnya di kantor ACT belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement