Kamis 21 Feb 2019 12:39 WIB

Siswa SD Juara Yogyakarta Buat Batik Shibori

Batik akan dijadikan taplak meja.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebanyak 25 siswa-siswa SD Juara Yogyakarta membuat batik untuk dijadikan taplak meja.
Foto: rumah zakat
Sebanyak 25 siswa-siswa SD Juara Yogyakarta membuat batik untuk dijadikan taplak meja.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 25 siswa-siswa SD Juara Yogyakarta membuat batik untuk dijadikan taplak meja. Batik Shibori, merupakan karya yang sekaligus tugas belajar siswa-siswa kelas enam tersebut.

Kegiatan ini memang berniat memberikan ruang ekspresi untuk mengembangkan cita kreasinya secara langsung. Hal ini ternyata disambut antusias karena mereka bisa belajar membatik tradisional.

Baca Juga

"Asik sekali membuat Batik Shibori, kita bisa berkreasi sesuai warna yang kita suka dan pembuatannya juga cukup mudah," kata salah satu siswa kelas enam SD Juara, Chanifah, Kamis (21/2).

Aris Pambudi dari Rumah Zakat Yogyakarta mengatakan, ini merupakn salah satu cara mengenalkan warisan budaya kepada generasi muda. Caranya, memberikan pengalaman langsung kepada mereka.

photo
Siswa-siswa SD Juara Yogyakarta membuat batik untuk dijadikan taplak meja.

Ia merasa, ini penting mengingat masih belum banyak generasi muda yang cukup familiar dengan batik jenis tersebut. Sekalipun, di kalangan pegiat seni Batik Shibori terbilang tidak asing.

"Shibori sendiri lebih dikenal dengan nama Batik Jepang, pembuatannya hampir sama dengan batik jumpatan, namun lebih sederhana dan mudah dikerjakan," ujar Aris.

Kegiatan dipandu langsung guru batik, Susi Saraswati, dimulai dengan melipat kain sesuai motif yang diinginkan. Mereka menggunakan bantuan stik es krim yang kemudian diikat tali.

Selanjutnya, kain yang telah dilipat dan diikat dicelupkan ke air yang bersih. Tujuannya, agar dalam pewarnaannya nanti warna bisa meresap ke kain dengan lebih merata.

Kain yang sudah dicelup air bersih lalu direndam dalam pewarna, ditahan hingga seluruh kain terendam, tapi tetap di permukaan pewarna. Kain lalu diangkat dan dikeringkan.

Setelah itu, kain dibilas dengan air bersih dan proses terakhir pemberian penguat agar warna tidak luntur. Menurut Susi, semua siswa mengikuti proses dengan seksama.

"Membuat Batik Shibori ini lebih mudah daripada Batik Jumput, membuatnya lebih cepat dan bisa berkreasi dengan banyak warna, menarik, sehingga anak-anak bisa langsung membuatnya dengan asik," kata Susi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement