Ahad 17 Feb 2019 07:51 WIB

Tiga Bukti Peradaban Afrika Pernah Maju dan tak Terbelakang

Teknologi itu kemudian menyebar ke seluruh wilayah Benua Afrika.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Raya Niono, Mali.
Foto: Antara
Salah satu kuil di Luxor, Mesir (Ilustrasi)

Kedua, Pertanian dan Tekstil

Karena lingkungan yang bervariasi dan melimpah di benua Afrika, banyak bukti yang telah ditemukan tentang teknologi dalam bidang pertanian dan produksi tekstil.

Selama masa perang Punisia di Afrika Utara, produksi pewarna alami, Garum (bumbu ikan yang difermentasi), dan minyak zaitun mencapai puncaknya.

Berkat sisa-sisa mesin pengepres minyak zaitun yang sebagian ada di Tripoli selatan, para arkeolog berasumsi bahwa orang-orang Afrika Punisia dan Romawi Utara adalah pengekspor barang-barang tersebut.

Selain itu, alat bajak dan perangkat beroda lainnya juga digunakan oleh orang Afrika Utara untuk bertani.

Sementara itu, di Afrika Barat naskah adalah bagian penting dari budaya mereka. Karena itu, pembuat kertas, alat tulis, juru tulis, cendekiawan, penjilid buku, penyamak kulit, penyepuh emas dan petani semuanya akan menjadi spesialis dalam produksi buku-buku Afrika Barat. 

Garam juga diproduksi di Pantai Afrika Timur dan Afrika Tengah. Di Mkadini, Tanzania, mereka menguapkan air laut untuk membuat garam, yang dipraktikkan di pertengahan milenium kedua sebelum masehi.

Sementara di Kibiro, Uganda, garam diproduksi dengan kemurnian 97,6 persen pada awal milenium kedua.

Pria kulit hitam datang dari negara mereka dan mengambil garam dari Taghaza. Di kota Mali, itu dijual seharga dua puluh hingga tiga puluh mithqals, dan kadang-kadang sebanyak empat puluh. 

Orang negro menggunakan garam sebagai alat tukar, sama seperti emas dan perak digunakan di tempat lain.

photo
Peta Zambia, Mozambique, Botswana, dan Zimbabwe yang berada di Benua Afrika.

Ketiga, Militer dan Transportasi

Terdapat beberapa contoh di mana teknologi telah memainkan peran yang penting di Benua Afrika, termasuk dalam bidang militer maupun transportasi. 

Setelah Perang Punisia (264 SM-146 SM) antara Carthage dan Roma, teknologi militer menjadi bagian penting dari budaya Afrika Utara.  

Kota kuno di Afrika Utara, Kartago dikenal karena Angkatan Laut Militernya dan pembangunan kapal perangnya untuk memerangi Romawi. 

Taktik militernya telah ditunjukkan prajurit Ratu Amina dari Zazzau, Nigeria Utara. Wilayah taklukannya diperluas dari Bauchi di timur ke Sungai Niger di selatan. Ratu Amina terkenal karena membangun kota-kota bertembok agar terlindung dari penjajah. 

Di bidang transportasi, kapal layar telah digunakan oleh orang Nubia untuk alasan perdagangan di sepanjang Sungai Nil. 

Graham Connah juga menyebutkan bahwa ada kapal berumur 8000 tahun yang ditemukan di Dufna, Northeast Nigeria. 

Kapal teesebut berkaitan dengan orang-orang Swahili, suku bangsa yang berasal dari pantai Afrika Timur. 

Perahu seperti itu bahkan digambarkan di dinding rumah dan masjid yang mengungkapkan pentingnya moda transportasi ini untuk penduduk setempat di wilayah itu.  

Orang Afrika Timur yang hanya mahir dalam membangun kapal, mereka juga tampaknya memiliki pemahaman yang baik tentang keterampilan navigasi dan pelayaran karena ada bukti kontak mereka dengan Madagaskar, Kepulauan Comoro, dan Asia Selatan dan Tenggara. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement