Ahad 17 Feb 2019 07:51 WIB

Tiga Bukti Peradaban Afrika Pernah Maju dan tak Terbelakang

Teknologi itu kemudian menyebar ke seluruh wilayah Benua Afrika.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Raya Niono, Mali.
Foto: slamicart.org
Masjid Raya Niono, Mali.

REPUBLIKA.CO.ID,  Berdasarkan temuan arkeolog, Afrika menjadi tempat kelahiran umat manusia. Tanah sahara ini juga dikenal dengan keindahan alam dan budayanya. 

Namun, sedikit yang mengetahui bahwa dalam sejarah panjangnya, Afrika juga memiliki kontribusi terhadap perkembangan tekonologi dan inovasi. 

Teknologi adalah bagian penting dari pengembangan budaya, dan biasanya diciptakan karena kebutuhan dan keinginan masyarakat yang maju. 

Jika asal usul manusia ditemukan dari Afrika, maka tentu teknologi, yang menyertai perkembangan manusia, juga berasal dari sana. 

Artikel ini akan membahas tentang teknologi dari tanah sahara yang berasal dari milenium kedua sebelum mesehi, atau dari tahun 2000 SM sampai 1001 SM.

Teknologi itu kemudian menyebar ke seluruh wilayah Benua Afrika. Berikut ini tiga bukti kemajuan teknologi dan inovasi di Benua Afrika pada masa itu. 

photo
Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).

Pertama, Metalurgi dan Penggalian

Metalurgi menjadi satu-satunya teknologi paling penting di Benua Afrika sebelum terjadinya kolonisasi Eropa.

Orang-orang Nubia, yang sekarang disebut Sudan dan Mesir sangat ahli di bidang metalurgi dan penggalian. Salah satu kota kuno Nubia, Meroe di sebut-sebut sebagai kota yang luar biasa. 

Di sini, pusat teknologi metal berkembang pesat. Mulai dari besi, perunggu hingga beragam batuan berharga. Bahkan, makam-makam pada masa itu pun berlapis metal. 

Teknologi ini pun menyebar luas seperti ke Mesir Kuno, Kekaisaran Yunani-Romawi, hingga masyarakat Aksum (100-700 M) yang tinggal di wilayah yang saat ini bernama Ethiopia dan Dataran Tinggi Eritrea.

Kerajaan Aksum, peradaban kuno Etiopia tampaknya menjadi yang paling inovatif dalam hal penggalian. Mereka memiliki pengetahuan luas tentang granit.   

Djenne-Djenno, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di Lembah Sungai Niger di negara Mali menunjukkan bahwa metalurgi tiba di Afrika Barat sekitar milenium pertama SM. 

Pada milenium pertama masehi, produksi besi dirasa terlalu besar sehingga ide ekspor pun muncul. 

Banyak masyarakat dari Afrika Selatan kemudian bertindak sebagai eksportir metal di awal milenium kedua.

Beragam peralatan pertanian, senjata, perhiasan dari metal ditemukan di berbagai situs arkeologi di sana.

"Soninke (Etnis Afrika Barat) adalah yang pertama mengambil keuntungan dari teknologi pengerjaan besi yang dikembangkan di Afrika Barat sekitar 500 SM hingga 400 SM," tulis Khaleel Shaikh dikutip dari laman muslimheritage.          

Penduduk Pantai Afrika Timur dan pulau-pulau yang mengelilingi wilayah tersebut juga memiliki industri metalurgi yang menguntungkan. 

Ada banyak contoh peleburan dan penempaan besi di seluruh pantai timur, termasuk Kepulauan Comoro dan Madagaskar. 

Metalurgi juga hadir di Zambia dan Afrika Tengah. Selama paruh pertama milenium kedua masehi, penggalian arkeologis telah mengungkapkan penambangan luas dan karya-karya logam yang keluar di Zambia. 

Di Zimbabwe Besar, emas, besi, tembaga, dan timah juga dapat ditemukan dalam bentuk alat, senjata, dan perhiasan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement