Jumat 15 Feb 2019 16:28 WIB

IPI Imbau Kalangan Santri Gunakan Hak Pilih

Pihaknya tidak mendukung salah satu pasangan calon

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
 Ketua Umum DPP Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) KH Zaini Ahmad
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua Umum DPP Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) KH Zaini Ahmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) KH Zaini Ahmad menginstruksikan seluruh pengurus dan anggotanya untuk tidak golput dalam pemilihan umum (pemilu) tahun ini. Menurut dia, hak pilih dalam pesta demokrasi sebaiknya digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban warga negara yang baik.

“Kami instruksikan pada seluruh pengurus dan anggota untuk tidak golput. Gunakan hak pilih sebaik-baiknya,” ujar KH Zaini Ahmad dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/2).

Baca Juga

Hal itu disampaikannya jelang rapat kerja nasional (Rakernas) IPI yang akan dihelat pada Sabtu (16/2). Rencananya, rakernas itu digelar di Hotel Mercure dan Gedung Srijaya, Surabaya, Jawa Timur.

Bagaimanapun, Kiai Zaini Ahmad menegaskan, secara organisasi pihaknya tidak mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Tidak ada imbauan khusus untuk memilih salah seorang kandidat, baik dalam pemilu presiden maupun legislatif pada 17 April mendatang. Dia menekankan, IPI sejak awal tidak berpolitik praktis.

“Pilihan politik kita serahkan sepenuhnya pada masing-masing individu, karena itu merupakan hak politik. Kalau secara individu silakan. Silakan gunakan suaranya,” sebut KH Zainim.

“Selanjutnya, IPI akan mengawal beragam program pemerintah yang berpihak pada kemajuan umat. Kita juga akan memberi masukan pada pemerintah agar pesantren bisa semakin berdaya saing,” kata dia meneruskan.

Di tingkat provinsi, cabang-cabang IPI sudah tersebar di 32 provinsi. Pada level kabupaten/kota, jumlah cabang IPI sebanyak 560-an.

Data IPI menunjukkan, jumlah pesantren di seluruh Indonesia saat ini tercatat 30.000 unit. Dari angka itu, yang sudah terdaftar sebagai anggota IPI sebanyak 21 ribu. Mereka berasal dari 33 provinsi se-Indonesia.

“Rata-rata pesantren yang menjadi anggota kami adalah pesantren kecil. Ya, satu pesantren rata-rata memiliki santri dibawah 1.000,” ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement