REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Wisanggeni, ayah dari dua anak yang tinggal di RW 09 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga ini menekuni usaha melukis. Pada hari Selasa (12/2), ia baru saja mengirim lukisan bertema pasar bunga berukuran jumbo 220x120 cm ke pelanggannya di Tangerang, Banten. Lukisan naturalis itu ia selesaikan selama dua minggu.
“Sudah saya kirim kemarin Pak Dwi, lukisannya. Lukisan itu saya selesaikan selama kurang lebih dua minggu. Yang pesan lukisan itu orang Tangerang, namanya Tuan Richard Lie. Lukisan itu katanya mau dijual lagi,” kata Wisanggeni.
Wisanggeni menambahkan ia mengalami kesulitan modal untuk menjalankan usahanya. Alhasil, setiap ada pesanan ia seringkali mencari pinjaman untuk mengerjakan pesanan apabila pemesan tidak memberikan uang muka.
Dalam setahun pesanan belum tentu ada. Padahal ia mengandalkan usahanya tersebut untuk menghidupi keluarganya. Istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Selain itu ia juga mengeluhkan belum bisa memasarkan lukisannya secara luas.
“Kalau ada pesanan, tidak dikasih uang muka, biasanya saya pinjam uang dulu, Pak, untuk modal menyelesaikan lukisan. Padahal pesanan tidak mesti. Selain itu saya baru bisa memasarkan lewat WA (red: Whatsapp), belum bisa lewat media yang lain,” kata Wisanggeni.
Dwi Pujiyanto, Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat telah memberikan beberapa kali bantuan modal usaha kepada Wisanggeni. Namun, ia mengakui bantuan yang diberikan belum maksimal meskipun sudah bisa membantu.
Ke depan ia akan mendampingi Wisanggeni untuk memasarkan hasil lukisannya melalui optimalisasi media sosial atau market place. Ia berharap suatu saat nanti Wisanggeni bisa mempunyai galeri sendiri. Sampai saat ini, ia dan keluarganya masih tinggal di rumah kontrakan.
“Alhamdulillah, Rumah Zakat bisa membantu sedikit untuk Pak Wisang. Semoga ke depan bisa terus mendampingi beliau untuk mengembangkan usahanya lebih maju. Beliau lukisannya realis naturalis, bagus-bagus hasilnya. Hanya beliau perlu dibantu untuk modal dan pemasarannya,” kata Dwi Pujiyanto.