Rabu 13 Feb 2019 20:23 WIB

Erick: Jika Umat Islam tak Ambil Peluang Ekonomi Salah Besar

Indonesia masih menjadi salah satu terbaik dengan perekonomiannya yang terus tumbuh.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
RABU HIJRAH. Tokoh muda nasional,Erick Thohir menjadi pembicara pada acara Rabu HIjrah di Jakarta, Rabu (13/2).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
RABU HIJRAH. Tokoh muda nasional,Erick Thohir menjadi pembicara pada acara Rabu HIjrah di Jakarta, Rabu (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder Mahaka Grup, Erick Thohir, mengatakan umat di Indonesia harus optimis karena pasar ekonomi terus tumbuh. Jika umat Islam tidak mengambil kesempatan tersebut, akan menjadi kesalahan yang besar. 

"Kita lihat juga bagaimana kesempatan kita berusaha sekarang jauh lebih mudah. Dari dulu rangking 120 sekarang rangking 73. Jadi sudah lebih mudah. Birokrasi sudah mulai bisa dilenturkan," katanya saat menjadi pembicara dalam acara Rabu Hijrah bertema "Kebangkitan Ekonomi Umat" di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/2).     

Erick memberikan data-data terkait potensi Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kedepannya. 

Menurut dia, jumlah penduduk Indonesia saat ini nomor empat terbesar di Indonesia. Artinya sebagai pasar berusaha sangat besar. 

“Kita lihat lagi, 58 persen usianya juga di bawah 35 tahun. Jadi potensi SDM, potensi kualitas ada di Indonesia kalau kita mau," ujar Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf ini. 

Untuk pertumbuhan pasar sendiri, menurut dia, Indonesia masih menjadi salah satu yang terbaik dengan perekonomiannya yang terus tumbuh. 

Dia pun membandingkan dengan Jepang yang selama 13 tahun terakhir justru minus.  

"Bandingkan dengan jepang yang 13 tahun terakhir minus. Tapi dengan mereka susah payah, dengan mereka jadi satu, gotong royong, sehingga mereka tumbuh ekonominya dua tahun terakhir satu persen lebih. Kita masih tumbuh," ucap Erick.  

Dia mengatakan, salah satu problem perkembangan bangsa salah satunya memang adalah birokrasi. 

Tapi, kata dia, sejak masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla hal itu sudah mulai diperbaiki, sehingga umat Islam bisa lebih mudah dalam membuka usaha. 

"Pada 2016 kita harus mengurus 94 prosedur. Pada 2017 hanya 49, yang tadinya prosedur itu butuh waktu empat tahun sekarang tinggal empat bulan. Ongkosnya juga turun Rp 20 juta," jelasnya. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement