REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap pertengahan Februari, perayaan Valentine menjadi hal yang cukup populer, terutama di tengah kawula muda. Masih banyak yang menyamakannya sebagai Hari Kasih Sayang.
Menanggapi hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali mengingatkan publik, khususnya umat Islam. Menurut Wakil Ketua Umum MUI Prof Yunahar Ilyas, kaum Muslimin jangan ikut-ikutan merayakan Valentine, walaupun hari itu diklaim sebagai Hari Kasih Sayang.
“Kita imbau jangan (Valentine) diikuti bagi umat Islam. Karena ini bukan tradisi Islam,” kata Yunahar, saat ditemui Republika.co.id, di Jakarta, Selasa (12/2).
Ulama kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, itu juga menginginkan setiap pengurus masjid dan lembaga dakwah untuk menggelar acara alternatif pada saat momentum Hari Valentine. Tujuannya, supaya anak-anak muda Muslim mendapatkan alternatif untuk mengisi waktu luang. Dengan cara itu pula, perayaan tiap 14 Februari itu dapat tergantikan oleh yang lebih Islami.
Baca juga: Jangan Menyimpang dari Syariat Islam Saat Valentine Day
“Kita anjurkan masjid dan lembaga dakwah untuk menggelar acara-acara alternatif yang bisa menyalurkan keinginan anak-anak muda karena sebuah budaya itu tidak bisa dihapus kalau tidak ada budaya alternatif yang lebih baik,” papar tokoh Muhammadiyah itu.