REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang memutus tali silaturahim atau persaudaraan adalah orang yang di laknat oleh Allah SWT. Dalam surat Muhammad ayat 22-23, Allah SWT ber firman: "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka."
Ditilik dari bahasa Arab, istilah silaturahim berasal dari dua kata, yakni shilah dan rahim. Shi lah berasal dari istilah washalayashilu- wasl(an)wa shilat (an) yang berarti hubungan. Semen tara itu, ar-rahim berasal dari arrahmah (kasih sayang). Ia digunakan untuk menyebut rahim karena orang-orang yang berkerabat saling berkasih sayang aki bat hubungan tersebut.
Karena itu, silaturahim bermakna sebagai hubungan kekerabatan. Ibn Hajar al-'Ashqalani me nga takan, "Ar-Rahim mencakup setiap kerabat. Mereka merupa kan orang yang antara dia dan yang lain memiliki keterkaitan nasab, baik mewarisi atau tidak, baik mahram atau selain mah ram."
Meski demikian, Prof Quraish Shihab melihat silaturahim lebih luas dari itu. Penjelasan ulama taf sir itu bisa kita baca lewat taf sir Al Mishbah pada QS An-Nisa ayat 1. Ayat tersebut berbunyi: "Wa hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan menciptakan dari nya pasangannya; Allah memperkembangbiakkan dari keduanya laki-laki yang banyak dan perempuan. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama- Nya kamu saling meminta dan (pelihara pula) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu." (QS an-Nisa ayat 1).
Quraish Shihab menjelaskan, awal surah an-Nisa ini mengajak agar manusia senantiasa menjalin hubungan kasih dan sayang antar sesamanya. Meski ayat ini turun di Madinah—yang biasanya pang gilan itu ditujukan kepada orang beriman, ayat ini mengajak seluruh manusia—beriman dan tidak beriman—demi menjaga persatuan dan kesatuan.
Quraish Shihab pun menjelas kan tentang kata al-arham sebagai bentuk jamak dari rahim da lam ayat tersebut. Al-arham bermakna tempat peranakan atau berkembang biak. Dengan demi kian, rahim merupakan penghu bung seseorang dengan lainnya. Rahim ibu mengandung pertemuan sperma bapak dan indung telur ibu.
Dia membawa gen dari nenek dan kakeknya yang dekat atau jauh. Betapa pun, lewat ra him ini telah terjalin hubungan yang erat. Tepatnya, Allah menjalinkan hubungan yang erat antar manusia. Dengan jalinan ra him, seorang akan merasa dekat.
Atas nama-Nya, seorang saling membantu dan tolong menolong. "Rahim tergantung di singga sana ilahi (arsy), di sana ia ber ka ta: 'Siapa yang menyambungku akan disambung Allah dengan rahmat-Nya dan siapa yang me mutuskanku akan diputuskan Allah (rahmat-Nya)." (HR Mus lim melalui Aisyah RA). Rasu lullah SAW juga bersabda, "Siapa yang senang diperluas rezekinya dan diperpanjang usianya, hendaklah ia menyambung hubung an rahim/kekeluargaannya." (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Dari sisi ini, silaturahim men jadi sarana perekat ampuh bagi manusia yang dilahirkan berbe da. Allah SWT menciptakan ma nu sia bersuku-suku dan berbang sa-bangsa. Hakikat penciptaan itu membuat manusia saling me nge nal. "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesung guh nya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Ma ha Mengenal." (QS al-Hujurat: 13).