REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Baznas Pusat, Arifin Purwakananta mendorong Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam setiap programnya dapat berkontribusi terhadap konsep pembangunan yang telah diakui dunia, yakni Sustainable Development Goals (SDGs). Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber Pelatihan Program dan Pemberdayaan BMH 2019 di Hotel Sofyan Tebet Jakarta Selatan, Kamis (7/2).
"SDGs ini adalah proyek yang disetujui bersama secara dunia, lalu dikerjakan bersama-sama, kira-kira begitu. Jadi, ini bukan proyek pemerintah, yang kita tidak mesti ikut. Kita tidak ikut (SDGs) tidak apa-apa. Cuma kan rugi, saat orang-orang berkarya, BMH tidak terlibat. Jadi SDGs ini sarana kita ikut andil bersama-sama membangun masyarakat dunia," terangnya dalam rilis BMH yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/2).
Lebih jauh, Arifin menjelaskan bahwa sebenarnya apa yang ada di SDGs adalah kebajikan-kebajikan yang sudah terkandung di dalam syariah. Di mana fungsi utama zakat justru menjadi poin utama dalam SDGs.
"Misalnya no proverty (tidak ada kemiskinan), dalam Islam bukan hal yang asing. Zakat memang untuk mengatasi kemiskinan. Bahkan, kita dinilai mendustakan agama jika tidak memberi makan orang yang susah. Jadi, ini adalah kebajikan yang telah ada di dalam Islam," imbuhnya.
Selanjutnya, untuk dapat selaras dengan SDGs bukan hal yang sulit. "Semua sudah tersedia formatnya. Tinggal kita gunakan di dalam merancang, menjalankan, dan monitoring evaluasi program, seperti yang telah diatur di dalam konsep SDGs itu sendiri. Ke depan kita berharap ada konsep yang lebih komprehensif yang lahir dari dalam diri umat ini," tuturnya.