REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak delapan ton gula pasir diperebutkan oleh ribuan masyarakat dalam acara "serak gulo". Warga keturunan India di Padang, Sumatra Barat, menggelar acara tersebut pada Selasa sore.
"Tradisi serak gulo atau tebar gula yang berlokasi di Jalan Pasar Batipuh di depan Masjid Muhammadan, Kecamatan Padang Selatan merupakan prosesi turun-temurun yang diperingati setiap tahun pada 1 Jumadil Akhir penanggalan kalender Hijriyah," kata Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang Ali Khan Abu Bakar Alhaj, di sela kegiatan.
Serak gulo digelar dalam rangka mengenang Souhul Hamid, salah seorang penyebar agama Islam asal India. Serak gulo menjadi simbol manisnya ilmu yang diberikan.
Tradisi serak gulo merupakan salah satu kebudayaan masyarakat India Muslim yang dibawa ke Kota Padang. Serak gulo hanya dilakukan di dua tempat di seluruh dunia, yaitu di Padang dan Singapura.
Masyarakat Muslim keturunan India merayakan acara serak gulo atau tebar gula pasir dalam rangka menyambut Maulid Sahul Hamid di depan Masjid Muhammadan di Pasar Batipuh, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat.
Di Padang, serak gulo sudah digelar sejak 200 tahun silam. Tujuannya untuk menyambung silaturahim dan meningkatkan kepedulian.
"Saling berbagi merupakan filosofi dari kegiatan ini," kata dia.
Tidak hanya warga keturunan India, sejak pukul 16.30 WIB ratusan warga lainnya berbaur menjadi satu memadati jalan Pasar Batipuh di depan Masjid Muhammadan. Mereka memperebutkan gula yang dibungkus dengan kain perca berwarna-warni.
Sekitar tiga ton gula disiapkan pada kegiatan ini yang berasal dari sumbangan berbagai kalangan secara sukarela. Gula pasir tersebut dibungkus dengan kain berwarna-warni mulai ukuran 100 gram hingga 500 gram untuk kemudian dilemparkan oleh sekitar 15 orang pria dewasa dari atas atap Masjid Muhammadan serta dari tiga panggung di sisi kanan dan kiri masjid
Sebelum tebar gula dimulai, ritual diawali dengan doa bersama kemudian pemasangan bendera pada bagian atas masjid dan dilanjutkan dengan tebar gula. Begitu gula dilempar, ratusan warga berebut dibawah untuk mendapatkan gula yang dipandang sebagai simbol keberkahan.
"Supaya berkah dan tercapai apa yang dicita-citakan di tahun ini, ada juga yang mencari jodoh," kata salah seorang warga keturunan India, Fitria.
Sebagai warga keturunan India, Fitria merasa bangga tradisi yang berasal dari kiprah ulama tanah leluhurnya masih bertahan hingga saat ini.
Sementara, Wali Kota Padang Mahyeldi yang hadir pada acara itu mengatakan ini merupakan salah satu potensi budaya di Padang yang harus dikembangkan. Ia mengatakan akulturasi masyarakat India dengan warga Minang sudah sangat baik.
Buktinya, banyak warga India yang mahir berbahasa Minang dan acara serak gulo juga dihadiri beragam suku yang ada di Padang. Pemkot Padang berencana akan memberi nama jalan tempat lokasi acara dengan India street dan kawasan tersebut menjadi Little India.
"Ini juga merupakan wadah membangun kebersamaan dan memperdekat pertautan hubungan masyarakat keturunan India yang ada di Padang dengan warga setempat," ujar dia.
Sementara Konsuler Kedutaan Besar Indonesia di India Irfan Fahrizal yang berkesempatan hadir pada cara tersebut mengatakan, saat ini hubungan diplomatik antara Indonesia dan India telah memasuki usia 70 tahun. Ia melihat lewat tradisi serak gulo pertautan antara India dengan Indonesia dapat kian erat.
"Artinya hubungan kedua negara sudah komprehensif dan strategis," katanya.