REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Raihan, sapaan akrab seorang sosok satri di rumah Quran binaan Rumah Zakat. Dia anak pertama dari 4 bersaudara. Sekarang ia sedang menduduki bangku sekolah SD kelas VI.
Ia tinggal ditengah permukiman bisa dibilang sempit, padat. Banyaknya faktor lingkungan kurang baik membuat anak-anak dekat rumahnya hidup dengan bebas bermain.
Orang tua Raihan cenderung menghabiskan waktu di ladang. Hampir anak-anak di lingkungan itu menghabiskan waktu bermain, ada juga mencari rongsokan untuk sekedar mencari uang jajan.
Beruntungnya saat mulai menjadi siswa Rumah Quran, Raihan mulai terarah. Sikap antusiasnya belajar terdorong karena ia mulai berteman sesama santri yang terarah. Raihan anak buruh tani yang biasanya bermain dengan bebas kini ia sudah hafal surat An-nabaa, surah yang paling panjang dalam juz 30.
"Dulunya ia tak mengenal huruf hijaiyah.Tapi kini ia bisa mengaji dan hafal surat An-Naba," ujar fasilitator Rumah Zakat
Rumah Quran binaan Rumah Zakat adalah solusi bagi generasi milenial agar menjadi pemuda modern cinta Alquran.