Kamis 31 Jan 2019 08:24 WIB

PDIP Dukung NU dan Muhammadiyah Menerima Nobel Perdamaian

Kedua organisasi ini menjadi pelopor pembangunan sintesa antara Islam dan Pancasila.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Muhammad Hafil
Muhammadiyah dan NU
Muhammadiyah dan NU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam memperjuangkan Nadhlathul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk menerima Nobel Perdamaian. PDIP menilai, kedua organisasi ini menjadi pelopor dalam membangun sintesa yang sempurna antara Islam dan Pancasila.

PDIP mengatakan, ketika Bung Karno merancang naskah awal pembukaan UUD 1945 maka disitulah semangat ikut melaksanakan ketertiban dunia diperjuangkan. Dia melanjutkan, ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial adalah implementasi Pancasila.

"Inilah semangat membangun persaudaraan dunia di mana Pancasila hadir sebagai solusi atas jalan tatanan dunia baru tersebur," kata Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta dalam keterangan resmi, Kamis (31/1).

Menurut Hasto, dasar seluruh filsafat menjadikan kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan persaudaraan dunia, tidak terlepas dari keteledanan dan kepeloporan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Dia mengatakan, Muhammadiyah, dengan semangat Islam berkemajuan untuk kemaslahatan umat, berdakwah melalui bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan gerak ekonomi kerakyatan, menjadi contoh kemajuan peradaban Indonesia.

Demikian halnya NU, semangat hubbul wathan minal iman dan tradisi Islam yang menyatu dengan tradisi kebudayaan masyarakat Indonesia, pendidikan pesantren yang unik dan khas nusantara, serta mekanisme untuk melakukan musyawarah terhadap berbagai persoalan mendasar bangsa di dalam menjadikan Pancasila sebagai dasar, jiwa dan kepribadian bangsa sangat diakui.

"PDIP percaya, dengan tradisi keIslaman yang membangun watak dan jati diri bangsa gotong royong, maka pemberian  nobel perdamaian tersebut sangat relevan mengingat peran Muhammadiyah dan NU dalam mewujudkan Islam yang toleran (tasamuh), damai (salam) dan menjadi inspirasi bagi dunia," katanya.

Sebelumnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) akan mengusulkan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat penerima penghargaan Nobel Perdamaian.

Hal tersebut mengemuka saat seminar internasional “Islam Indonesia di Pentas Global: Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia” yang berlangsung Jumat (25/1) di Balai Senat UGM.

Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, NU dan Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam proses transisi dan konsolidasi demokrasi di Indonesia. Peran positif konsolidasi terlihat dalam upaya membangun perdamaian melalui kiprahnya dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, filantropi, kebencanaan, sosial kemasyarakatan, serta demokrasi.

“NU dan Muhammadiyah turut berkiprah dalam perdamaian di Indonesia dan di kancah internasional. Kiprah tersebut telah dirasakan masyarakat dunia,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement