REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch Hisyam
Dalam berbuat kebaikan, kerap diri kita didera berbagai kendala. Contohnya, tidak mampu beramal secara kontinu, sering dihinggapi rasa takut untuk berbuat kebaikan, berlebih-lebihan dalam beramal, dan kadang kebaikan yang kita lakukan diiringi niat menyimpang.
Hal ini perlu mendapatkan perhatian kita. Sebab, bila semua kendala dalam berbuat kebaikan itu kita biarkan ada pada diri kita, akan sangat merugikan karena bisa menjadikan kita enggan untuk beramal dan kalaupun beramal mudah bosan.
Bahkan, bisa menjadikan amalan kebaikan yang kita lakukan tidak diterima oleh Allah SWT. Karena itu, kita harus mencari penyebab sekaligus solusinya.
Tujuannya, agar kita bisa mengatasi kendala dalam beramal dan menjadikan amal-amal yang kita lakukan bisa dilakukan secara berkesinambungan dan agar amal-amal kita semakin meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Di antara penyebab terbesar yang menjadikan amal kita mudah tersendat dan mudah roboh karena kita tidak memiliki pilar-pilar kebaikan yang bisa menopang terhadap beban amal kebaikan yang kita lakukan.
Maka itu, setiap kali kita beramal mudah terjatuh dan enggan untuk memulainya kembali. Karena itu, solusinya adalah kita harus mengetahui dan memancang pilar-pilar kebaikan itu pada diri kita sehingga bisa menopang kepada seluruh amal yang kita lakukan.
Pilar-pilar kebaikan itu laksana pilar dalam sebuah bangunan. Ia seperti tiang tegak lurus yang mendukung balok kayu penyangga atap ataupun struktur berat lainnya, yang mana pilar ini harus disesuaikan dengan prosedur atau aturan yang sudah baku.
Misalnya, diameter besinya atau kekuatan betonnya. Be gitu juga dengan pilar-pilar kebaikan, ia merupakan pe nyang ga atas berbagai amal yang kita lakukan dan pilar ke baikan itu harus mengacu pada Alquran dan Sunah Nabi SAW. Ketika mampu mendirikan pilar-pilar kebaikan dengan tegak, lurus, dan kokoh, kita mampu mengatasi kendala dalam beramal sehingga kebaikan yang kita perbuat bisa dilakukan secara dawam dan mampu menopang terlaksananya berbagai kebaikan.
Adapun pilar-pilar kebaikan itu ada empat, yakni kesabaran, keberanian, keadilan, dan kesucian. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Qayyim dalam al- Madarij, "Akhlak mulia dibangun di atas empat pilar dan dengan keempat pilar ini ia dapat berdiri kokoh. Empat pilar itu adalah sabar, kesucian, berani, dan adil."
Keempat kebaikan ini menjadi pilar kebaikan karena keempat kebaikan ini mengokohkan kebaikan yang kita lakukan. Bahkan, bisa menjadi sumber tumbuhnya kebaikan lainnya.
Buktinya, selain berfungsi sebagai penopang istiqamahnya sebuah amal, pilar kesabaran juga menumbuhkan optimisme.
Selain sebagai penopang terlaksananya keinginan untuk beramal, pilar keberanian juga menumbuhkan semangat beramal, selain sebagai penopang berlangsungnya amal secara proporsional, pilar keadilan juga menumbuhkan kebijaksanaan, dan selain sebagai penopang bersih dan sucinya amal, pilar kesucian juga menumbuhkan keyakinan.
Untuk itu, mari kita kokohkan keempat akhlak tersebut pada diri kita sehingga menjadi pilar kuat yang bisa menopang berbagai kebaikan yang kita lakukan, menjadikan kita istiqamah dalam beramal dan meningkatkan amal, baik kualitas maupun kuantitas. Wallahu'alam.