REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajaran Islam disyaratkan Allah SWT untuk memelihara lima hal, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, harta, serta kehormatan atau keturunan manusia. Setiap usaha untuk mendukung terpelihara dan berkembangnya hal ter sebut sa ngat didukung oleh Islam. Se baliknya, setiap langkah yang meng arah pada terabaikannya lima pokok di atas maka akan bertentangan pula den gan Islam.
Raga manusia adalah anugerah Allah SWT yang perlu dipelihara. Nabi Mu hammad SAW bersabda, "Sesung guhnya, jasadmu (badanmu) memiliki hak atas dirimu" (HR Bukhari dan Mus lim). Menurut penjelasan yang dipaparkan Quraish Shihab dalam bukunya, Perempuan, hadis tersebut mengandung makna bahwa badan harus dipelihara sebaik-baiknya dan jangan dibebani melebihi kemampuannya agar tubuh dapat tetap sehat dan berfungsi optimal.
Berolahraga adalah upaya yang perlu dilakukan untuk memelihara jasmani. Bahkan, dalam sebuah riwa yat, Rasulullah berpesan pada orang tua agar mengajarkan olahraga kepa da anak-anak mereka. Dalam pesannya, Rasulullah SAW berkata, "Ajar kanlah anak-anak kamu renang, memanah, dan menunggang kuda."
Rasulullah SAW juga bersabda, "Tiadalah sesuatu yang melengahkan dan terpuji kecuali tiga hal, yakni peng ajaran yang dilakukan seseorang terhadap kudanya, senda gurau suami terhadap istinya, dan melepaskan bu sur panah. Itu adalah bagian dari hak. Siapa yang meninggalkan panahan setelah dia mengetahuinya karena tidak senang padanya, (sesuangguhnya) ia telah mengabaikan nikmat atau ia telah mensyukurinya.
Olahraga bukan hanya dapat dila kukan oleh kaum Adam, melainkan ju ga kaum Hawa. Rasulullah SAW bah kan selalu mengikutsertakan istrinya, Aisyah RA, untuk berolahraga dan ber lomba. Dengan berolahraga, bukan hanya menghasilkan tubuh yang sehat, melainkan juga jiwa yang sehat. Melalui olahraga, seseorang dapat memahami makna sabar dan sportif.
Dalam konteks olahraga, perlu diingat bahwa terdapat beberapa per bedaan antara lelaki dan perempuan. Paru-paru lelaki dapat menghirup lebih banyak udara dibandingkan perempuan. Di sisi lain, perempuan memiliki denyut jantung yang lebih cepat dibandingkan lelaki. Secara fisik, lelaki lebih mantap dalam menjalani olahraga berat karena mereka memiliki suhu badan dan tingkat gula serta kalium yang stabil, berbeda dengan perempuan yang rawan mengalami kadar darah rendah atau pingsan saat melakukan olahraga berat.
Para dokter menyarankan agar para perempuan mampu memiliki kegiatan olahraga yang sesuai dengan kemampuan jasmaninya. Dalam kenyataannya, banyak jenis olahraga yang diikuti para lelaki dan perempuan, tapi terdapat beberapa ketentuan yang berbeda. Hal ini bukan karena merendahkan satu pihak dan mengistimewakan pihak lain, tapi disesuaikan dengan kemampuan dan ke maslahatan mereka masing-masing.
Pada masa Rasulullah SAW, ada se pasang suami istri menemui Ra sulullah SAW, lalu sang suami menga takan bahwa istrinya membawa se b i lah pisau. Nabi pun bertanya meng apa sang istri membawa pisau tersebut. Lalu dia menjawab, "Untuk meni kam mu suh bila aku menemuinya." Mende ngar jawaban perempuan itu, Rasu lullah pun tertawa dan membolehkannya mem bawa senjata demi melindungi diri dari bahaya.
Perempuan dan Olahraga
Dalam hal ini, agama membebaskan pe rempuan memilih cabang olahraga yang me reka minati, dengan batasan harus sesuai de ngan kemampuan fisiknya dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Namun, ironinya, banyak cabang olahraga yang mewajibkan atlet wanita untuk berpakaian minim tanpa ada alasan yang jelas, bahkan cenderung hanya untuk menampakkan keindahan tubuh.
Perlu ditegaskan bahwa Islam tidak pernah melarang penganutnya untuk berolahraga, Islam sejatinya hanya menuntut pakaian yang indah, menarik dan menutup aurat, sehingga menghindari timbulnya rangsangan seks yang dapat membahayakan perempuan.