REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan bercerita soal Bung Karno dan pemikirannya tentang Islam. Hasto melakukan itu di hadapan para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani, di Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/1) malam.
"Kami membawa buku berjudul Bung Karno dan Pemikiran Islam untuk perpustakaan di Pondok pesantren," kata Hasto Kristiyanto saat menyampaikan sambutannya di hadapan pengasuh pondok serta para santri dan santriwati.
Hasto Kristiyanto yang didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengunjungi Probolinggo dalam rangkaian Safari Kebangsaan VI ke Jawa Timur pada 25-28 Januari. Hasto dan rombongan disambut para santri di depan tempat pertemuan, yang berebut menyalami dan mencium tangan Hasto, Djarot, maupun Habib Sholeh.
Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Syek Abdul Qodir Al Jailani, KH Hafid Amiruddin bersama santri dan santriwati menunggu di tempat pertemuan. Hasto bercerita, dalam buku Bung Karno dan Pemikiran Islam dijelaskan, bagaimana gagasan dan pemikiran Bung Karno soal Islam. "Bung Karno sebagai tokoh nasionalis yang dekat dengan tokoh-tokoh Islam. Semangat tersebut yang menyatukan nasionalis dan Islam, serta Islam dan nasionalis," katanya.
Menurut Hasto, semangat nasionalisme Islam dan Islam nasionalisme tidak bisa dipisahkan. "Semuanya bersatu membawa kebaikan. Semangat itu pula yang kami bawa. Kami mohon bimbingan kiai," kata Hasto.
Hasto juga menyatakan, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan salam untuk para santri dan santriwati. Sementara itu, Djarot Saiful Hidayat saat menyampaikan sambutan, melakukan dialog dengan para santri dan santriwati agar terus belajar keras sehingga meraih sukses di masa depan.
Djarot juga mendorong para santri dan santriwati untuk berani tampil sebagai pemimpin daerah maupun pemimpin nasional. "Santri harus bisa menjadi profesi apa aja, dan ilmunya bermanfaat bagi banyak orang," katanya.
Djarot juga mengingatkan para santri dan santriwati untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya serta menghormati orang tua dan guru. "Para santri juga harus menghargai dan berbuat baik dengan sesama teman," katanya.