REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Harlah ke-73 Muslimat Nahdatul Ulama (NU) tidak mengusung muatan politik apapun. Hal itu membantah spekulasi tudingan penyelenggaraan Harlah ke-73 Muslimat NU untuk mendukung salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.
“Acara ini murni acara ormas (organisasi masyarakat) keagamaan. Tak ada unsur politis di dalamnya, hanya untuk politik kebangsaan agar bangsa selamat,” kata Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU Yenny Wahid dalam konferensi pers di stadion utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Jumat (25/1).
Dia mengatakan acara Harlah ke-73 Muslimat NU terbuka untuk semua golongan masyarakat. Apapun afiliasi politiknya, Yenny mengundang seluruh Muslim untuk bergabung.
“Apapun afiliasi politinya, silahkan yang mau bergabung, ini diadakan untuk bangsa,” ujar dia.
Yenny memastikan warga Muslimat NU akan menyambut masyarakat dengan tangan terbuka di GBK, Senayan, Jakata pada Ahad (27/1) pagi. “Semua masyarakat yang punya ideologi keagamaan sama dengan Muslimat NU, toleran, adil, maka kita membuka pintu seluas-luasnya,” kata dia.
Yenny mengatakan tidak ada seragam khusus dalam acara tersebut. Namun, biasanya warga Muslimat NU mengenakan baju dan kerudung berwarna hijau.
“Yang penting menutup aurat, karena acara keagamaan,” ujar dia.