REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Komaruddin Hidayat berbagi kunci agar keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia tetap terjaga yaitu seluruh masyarakatnya harus saling menghargai dan saling mendengar.
"Saat ini orang mudah terjebak pada generalisasi dan pelabelan terhadap etnis tertentu, padahal yang mestinya dilakukan adalah kesediaan untuk saling mengenalkan diri dan mendengarkan orang lain," kata Komaruddin saat menghadiri acara Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia di Jakarta, Kamis (25/1).
Dia mengatakan Pancasila bukan sekadar pemersatu, melainkan juga panduan nilai bagi perjalanan bangsa yang mesti menjadi tolok ukur masyarakatnya.
Kemajemukan Indonesia di mana masyarakatnya terdiri dari beragam suku dan agama maka muncullah identitas dan afiliasi kultural.
Dia mengatakan semuanya harus melebur sebagai bangsa Indonesia sekalipun masih dalam proses konsolidasi menjadi Indonesia.
Komaruddin mengatakan negara Indonesia dapat digolongkan menjadi civic nation dimana yang menjadi perekat utama adalah civic identity.
Dia mengatakan di dalam civic nation, setiap orang memiliki hak dan kewajiban politik yang sama di depan hukum serta kesamaan hak dalam mengaktualisasikan diri dalam merintis karier dan dalam meraih kesejahteraan hidupnya.
"Dengan argumen di atas sesungguhnya Indonesia masuk kategori civic nation karena yang menjadi pemersatu dan identitas Indonesia adalah kesepakatan dan cita-cita bersama untuk merdeka. Sebuah negara baru di atas kekuasaan lokal yang secara ideologis diikat oleh ideologi Pancasila," kata dia.