Selasa 22 Jan 2019 17:29 WIB

Rumah Zakat Gelar Geladi Lapang Kesiapsiagaan Bencana

Menjadi hal mutlak bagi warganya untuk membangun kewaspadaan.

Rumah Zakat gladi lapang kesiapsiagaan bencana.
Foto: Rumah Zakat
Rumah Zakat gladi lapang kesiapsiagaan bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, SIRNOBOYO -- Sirnoboyo sebagai salah satu wilayah yang masuk dalam zona merah potensi bencana tsunami di wilayah Kabupaten Pacitan, mutlak bagi warga membangun kewaspadaan untuk mengurangi resiko bencana tsunami. Untuk itu, Rumah Zakat menggandeng BPBD, RSUD, dan Dinsos menggelar geladi lapang kesiapsiagaan bencana.

Sirnoboyo berada dekat dengan bibir pantai yang hanya berjarak sekitar dua kilometer (km) dari pesisir Pantai Selatan. Maka menjadi hal mutlak bagi warganya untuk membangun kewaspadaan serta kesiapsiagaan dalam mengurangi resiko bencana tsunami.

Selain harus adanya infrastruktur yang mendukung, kesadaran masyarakat dalam pengetahuan dan teknik cara penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana tsunami juga harus diperhatikan.

Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat menggelar pelatihan "Gladi Lapang Kesiapsiagaan Bencana" di lapangan Klepu Desa Sirnoboyo. Kegiatan ini juga termasuk program desa berdaya dalam mewujudkan desa tangguh bencana.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak sebagai pemateri di antaranya Pemdes Sirnoboyo, BPBD, Dinas Sosial, Tagana, RSUD dr. Darsono Pacitan. Adapun peserta kegiatan ini mencapai 50 orang.

Waktu yang singkat dimanfaatkan dengan sebaik dan semaksimal mungkin untuk memberikan edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Acara dibuka secara langsung oleh Pj Kepala Desa Sirnoboyo Bapak Tri Widjanarko.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas terselenggaranya kegiatan yang sangat bermanfaat ini, mulai dari peserta, pemateri dan utamanya dari Rumah Zakat yang selalu mensupport kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa Sirnoboyo, semoga kegiatan ini bisa berjalan lancar dan ada pelajaran penting yang bisa kita serap,” ujarnya dengan penuh semangat seperti dalam siaran persnya.

Pemateri I dari BPBD yang disampaikan oleh Pujono, Bidang TRC BPBD Pacitan tentang pentingnya membekali pengetahuan diri untuk penyelamatan pribadi maupun orang lain serta cara evakuasi, manajemen pengelolaan posko pengungsi dilanjutkan dengan simulai Pasang Bongkar Tenda Pengungsi. Antusiasme peserta yang luar biasa mengikuti kegiatan tersebut tak mempedulikan terik mentari yang menyengat kulit.

Pemateri II adalah dr Netty Numaningtyas, Sp EM, Kepala Ruang UGD Specialis Emergency yang memberikan materi tentang tekik penanganan korban. "Pertolongan pertama merupakan hal yang dibutuhkan saat terjadi bencana dan pelaku pertamanya adalah warga bukan SAR bukan pula tim medis, namun harus memastikan diri selamat terlebih dahulu sebelum menolong yang lainya," ujar Netty.

Adapun pemateri III dari Dinas Sosial/Tagana tentang Dapur Umum. Setelah materi, peserta diajak praktek langsung dengan simulasi mulai penyiapan alat masak, memasak, membungkus, hingga membaginya.

"Pengelolaan yang baik untuk Dapur Umum sangat diperlukan karena menyangkut persoalan hajat hidup orang banyak. Kebersihan, gizi dan teknik penyajian perlu untuk disiapkan dengan sebaik mungkin," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement