Senin 14 Jan 2019 17:30 WIB

Ketika Hubal Mendekati Ka'bah

sesampainya di Makkah, Hubal diletakkannya di dekat Ka'bah.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Kabah
Foto: Reuters/Fahad Shadeed
Kabah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Said Ramadhan al-Buthy dalam Fiqh as-Sirah an-Nabawiyyah Ma'a Mujaz Litarikh al-Khilafah ar-Rasyidah (2009; terjemahan Noura Books 2015) menerangkan, orang pertama yang mengenalkan paganisme kepada bangsa Arab adalah Amr bin Luhaiy bin Qam'ah.

Leluhur Suku Khuza'ah itu juga mengajak masyarakat setempat untuk menyembah benda-benda mati. Fakta ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Ibrahim bin al-Haris at- Taimi dari Abu Shalih as-Saman.

Al-Buthy juga mengutip keterangan dari sejarawan Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam (wafat 833). Ibnu Hisyam meriwayatkan bagaimana Amr bin Luhaiy mengenalkan syirik kepada bangsa Arab. Suatu ketika, Amr pergi dari Makkah menuju Syam (Suriah) untuk memenuhi beberapa urusannya.

Dia sampai di daerah al-Balqa', tepatnya Ma'ab, yang waktu itu dihuni penduduk Amalek. Bila ditelusuri silsilahnya, mereka adalah keturunan Amlaq bin Lawidz bin Sam bin Nuh. Ternyata, Amr mendapati beberapa orang di sana sedang menyembang patung.

Baca: Ironi Menyembah Berhala

Apa patung-patung yang kalian sembah itu? tanya Amr kepada mereka. Patung-patung itu kami sembah untuk meminta hujan, sehingga kami diberi hujan. Kami meminta kemenangan, sehingga kami diberi kemenangan, jawab beberapa dari mereka.

Tidak disangka-sangka, Amr justru tertarik terhadap penjelasan yang irasional itu. Maukah kalian memberikan kepadaku satu di antara patung-patung itu, yang bisa ku bawa ke negeri Arab untuk disembah? tanyanya.

Orang-orang itu pun memberinya sebuah patung yang bernama Hubal. Ringkas cerita, sesampainya di Makkah, Hubal diletakkannya di dekat Ka'bah. Masyarakat luas berduyun-duyun datang. Amr lantas mengimbau mereka agar ben da mati itu disembah dan diagungagung kan sebagai cara memeroleh segala harapan. Ajakan ini ternyata disambut sejumlah petinggi kota itu, sehingga lam batlaun tersebarlah paganisme di tengah bangsa Arab.

Menurut al-Buthy, faktor utama yang membuat penduduk Makkah generasi demikian meninggalkan akidah tauhid adalah kebodohan, ketuna-aksaraan, dan keengganan mereka untuk berpikir logis. Mereka mengganti agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dengan kemusyrikan, yang bersumber dari kepercayaan suku-suku yang hidup di sekitar Jazirah Arab.

Tampak adanya kontradiksi yang diidap kaum musyrikin Makkah. Di satu sisi, mereka menepuk dada sebagai keturunan Nabi Ibrahim AS. Di sisi lain, mereka men campakkan tauhid sebagai esensi millah Ibrahim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement