Kamis 10 Jan 2019 17:00 WIB

Hoaks atau Kebohongan Melukai Wajah Tuhan

Problem umat saat ini tidak mudah dalam menghadapi teknologi tablet.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Romo Benny
Foto: Republika/Rakhmawaty la'lang
Romo Benny

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangsa Indonesia tengah didera dengan masalah hoaks atau kabar bohong yang mudah tersebar di media sosial. Padahal, membuat hoaks dilarang oleh agama manapun, maka para tokoh diajak untuk menanamkan kesadaran kepada masyarakat agar tidak menebarkan hoaks.  

Budayawan Benny Susetyo yang akrab disapa Romo Benny mengatakan, bagaimana cara para tokoh membangun kesadaran kritis kepada umat, agar umat beragama tidak menebarkan kebohongan. Sebab, kebohongan melukai wajah Tuhan dan agama-agama melarang berkata bohong. 

"Setiap agama mengajarkan kita tidak boleh berkata dusta, tidak boleh berkata bohong, kita tidak boleh menjelekkan orang lain, tidak boleh memojokan seseorang," kata Romo Benny saat Dialog Kebangsaan Lintas Agama di Gedung PP Muhammadiyah, Kamis (10/1).

Namun, dia menjelaskan, problem umat saat ini tidak mudah dalam menghadapi teknologi tablet (smartphone). Tablet tersebut menguasai segala bidang sehingga menggantikan segala-galanya. Dengan tablet tersebut bahkan setiap orang bisa menjadi pakar.

Romo Benny kemudian mencontohkan, orang yang tidak paham sepak bola, menonton sepak bola. Kemudian orang itu berkomentar apapun tentang sepak bola. Sehingga, setiap orang seolah-olah menguasai segalanya dengan tablet. Pada akhirnya, dunia kepakaran hilang, kemudian setiap orang memosisikan dirinya sebagai orang yang yang memiliki kebenaran absolut.

"Ketika orang itu mempunyai follower, orang itu kerap dijadikan acuan. Maka daya kritis itu tidak ada lagi, maka yang terjadi orang mudah digiring, maka kita bersama-sama saatnya menghentikan kuatnya kebohongan itu dengan gagasan," ujarnya.

Romo Benny juga menegaskan, demokrasi harus disandarkan dengan gagasan. Maka, dia berharap, siapapun calonnya, silakan adu gagasan. Sebab, hanya orang yang adu gagasan yang memiliki kewarasan. 

"Orang yang memiliki kewarasan adalah orang yang menggunakan argumentasi dan bisa mempertanggungjawabkan argumentasinya," tegas dia. 

Dialog Kebangsaan Lintas Agama digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan bersama Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Dialog tersebut mengusung tema Tantangan Agama dan Kebangsaan di Era Post Truth. Dialog dihadiri Prof Mahfud MD sebagai Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Abdul Mu'ti sebagai Sekretaris PP Muhammadiyah dan tokoh-tokoh lintas agama lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement