REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) di Jakarta pada 23 - 25 Januari 2019. Kemenag akan merumuskan program penguatan agama dan keagamaan berdasarkan Risalah Jakarta dalam Rakernas yang mengusung tema "Moderasi untuk Kebersamaan Umat."
Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kemenag, Mastuki mengatakan, sebelumnya Kemenag sudah melakukan dengar pendapat dengan tokoh agama dan budayawan di Yogyakarta dan Jakarta. Dengar pendapat tersebut menghasilkan Risalah Jakarta dan Permufakatan Yogyakarta.
"Muncul Permufakatan Yogyakarta dan Risalah Jakarta, kami memandang sudah representatif, bukan hanya agamawan tapi juga budayawan bicara tentang agama, itu menjadi dasar kami untuk merumuskan program-program," kata Mastuki kepada Republika.co.id, Rabu (9/1).
Ia mengatakan, menteri agama menyampaikan bahwa Risalah Jakarta akan menjadi dasar dalam menentukan program-program penguatan agama dan keagamaan. Termasuk menjadi dasar program di Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam, Kristen, Buddha, Hindu dan seterusnya.
Ia menyampaikan, Rakernas Kemenag tahun ini akan melahirkan program unggulan. Tentu salah satunya program yang berkaitan dengan agama. Rakernas sendiri bertujuan untuk mensinkronkan seluruh program Kemanag di pusat dan di daerah. Termasuk mensinkronkan anggaran dan program-programnya.
"Misalnya program bimbingan perkawinan akan dilaksanakan di seluruh daerah, maka dilaksanakan dengan model, cara dan platform yang sama," ujarnya.
Mastuki menambahkan, program-program yang sudah berjalan selama ini di antaranya bimbingan perkawinan, umrah, haji, pendidikan Islam dan seterusnya. Semua akan dibuat sinkron dengan model, cara dan platform yang sama. Tapi akan ada program unggulan di tahun 2019 yang menjadi konsen Kemenag. Disebut program Direktif Menteri Agama.
"Itu yang akan kita sosialisasikan ke peserta (Rakernas) karena pesertanya dari seluruh Kantor Wilayah Kemenag dan Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri," jelasnya.
Ia menegaskan, Rakernas Kemenag akan menjadi wahana bagi menteri agama untuk menyampaikan program Kemenag yang harus dilaksanakan di pusat dan daerah-daerah. Sebab jaringan Kemenag ada di pusat sampai ke daerah paling kecil seperti kecamatan dan desa.
Maka Rakernas akan dimanfaatkan untuk menyampaikan program-program yang berkaitan dengan keagamaan kepada seluruh pelaksana Kemenag di pusat sampai daerah. Juga akan disampaikan kepada masyarakat melalui jaringan Kemenag yang ada.
"Pesan spesifik yang kita jadikan sebagai dasar untuk Rakernas ini dari agamawan dan budayawan itu (Permufakatan Yogyakarta dan Risalah Jakarta) akan kita sampaikan ke pucuk pimpinan yang paling bawah agar paham soal moderasi menjaga kebersamaan umat," jelasnya.