Kamis 03 Jan 2019 21:54 WIB

ACT Kirimkan Paket Makanan bagi Warga Yerussalem

ACT memberikan 500 paket pangan kepada keluarga di Yerusalem.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Warga Palestina shalat Jumat di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.
Foto: ALAA BADARNEH/EPA EFE
Warga Palestina shalat Jumat di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yerusalem merupakan kota yang terletak di tepi barat Pegunungan Yudea dan sedang memasuki musim dingin. Suhu musim dingin di Yerusalem bisa mencapai 7 hingga 10 derajat Celsius. Tidak jarang, salju ringan kerap turun di kota yang terletak di dataran tinggi itu.

Musim dingin memasuki fase terdingin di akhir Desember hingga Januari, begitu pun di Yerusalem. Pada musim dingin kali ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan 500 paket pangan kepada keluarga-keluarga “tuan rumah Bait Al-Maqdis” itu.

Pekan keempat bulan Desember lalu, salah seorang relawan menjajarkan dus-dus berukuran sedang. Dengan cermat ia meneliti isi per kardus agar tidak ada satu pun bahan makanan yang terlewat dimasukkan dalam paket pangan musim dingin itu. Delapan sampai sebelas kardus disusun berbanjar.

Salah seorang relawan bertugas memeriksa daftar bahan makanan yang akan dimasukkan dalam dus, relawan yang lain memasukkan bahan makanan itu satu per satu. Saat semuanya telah diisi lengkap, dus-dus itu siap didistribusikan.

"Ratusan keluarga mendapatkan bantuan paket pangan yang berisi beras, tepung, kacang-kacangan, susu, gula, minyak, oat, biskuit, daging kaleng, tuna kaleng, dan kurma," ujar Global Humanity Response ACT, Andy Noor Faradiba dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (3/1).

Paket pangan itu merupakan bantuan yang dikumpulkan dari masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan musim dingin warga Palestina. "Tidak hanya itu. Sebanyak seribu keluarga juga mendapatkan bantuan pemanas ruangan untuk menjaga rumah mereka tetap hangat selama musim dingin," lanjutnya.

Konflik berkepanjangan bukan lagi cerita baru bagi warga Yerusalem. Kota dengan penduduk ratusan ribu orang tersebut itu kini menjadi sorotan berbagai pihak karena statusnya yang terus diselisihkan dua negara. Yerusalem adalah kota tempat para murabitheen berada. Mereka adalah para penjaga Masjid Al Aqsa hingga saat ini.

"Selain bantuan musim dingin, penjaga Al Aqsa ini juga rutin mendapatkan santunan dan Humanity Card, di mana mereka bisa berbelanja kebutuhan pokok secara cuma-cuma di toko yang telah berafiliasi dengan ACT," ucap Faradiba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement