Jumat 04 Jan 2019 05:35 WIB

Ketika Kita Menguap

Menguap bisa menimpa siapapun.

Menguap. Ilustrasi
Foto: CBS
Menguap. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menguap bisa menimpa siapapun, terutama saat kondisi letih dan ke adaan perut kenyang setelah menyantap makanan. Adakalanya kuap yang merupakan gerekan re efleks itu menimbulkan efek mengenakkan bagi sebagian orang. Dan, tentunya sangat memanjakan tubuh.

Apa faktor penyebab kuap? Hingga saat ini belum diketahui pasti. Tetapi, acap kali kuap kerap dikaitkan dengan jum lah oksigen di paru-paru yang rendah. Kuap bisa memancing kuap lainnya muncul. Potensi “penularan” itu bisa mencapai 55 persen bagi mereka yang melihat penguap dalam waktu lima menit.

Islam mengatur bagaimana se seorang menyikapi kuap. Keluhuran nilai Islam itu akan terkuak saat menengok respons dan pe nyikapan masyarakat sebuah komunitas terhadap kuap.

Dalam beberapa budaya, menguap merupakan suatu sikap antisosial. Islam meletakkan beberapa pan du an penting agar umat bisa meng hadapi kuap. Da lam Islam, kuap dianggap sebagai salah satu media bermalas-malas an yang identik dengan setan. Karena itu, harus tidak boleh di abaikan be gitu saja.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda, “Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari setan. Jika salah seorang kali an menguap, tutuplah mulutnya dengan tangannya dan jika ia katakan “aaahh”, maka setan tertawa dalam perutnya. Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap.” (HR Turmudzi)

 

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement