REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj menerima kunjungan silaturrahim Dubes Arab Saudi untuk Indonesia yang baru, Yahya Alqahthoni di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (3/1). Yahya didampingi Kepala Atase Bidang Keagamaan Kedubes Arab Saudi, Syaikh Saad Bin Husein An Namasi.
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Said mengatakan, pihaknya menghormati bangsa Arab karena hal itu sudah diperintahkan langsung oleh Allah dalam Alquran. "Semua kita ini menghormati bangsa Arab. Alquran perintahkan kita agar menghormati keturunan Muhammad," ujar Kiai Said saat melakukan pertemuan dengan Yahya, Kamis (2/1).
Namun, menurut Kiai Said, keturunan Nabi Muhammad yang harus dihormati itu adalah habib yang berperilaku baik. Sementara, habib yang tidak berkelakuan baik tidak wajib dihormati secara mutlak.
"Katakan Muhammad, kita tidak minta bayaran kecuali satu, hormatilah, cintailah keturunanku tapi tidak mutlak, tapi yang habib kelakuannya baik," ucap Kiai Said saat menjelaskan makna kutipan ayat Suci Alquran.
Karena itu, lanjut dia, saat bertemu Habib yang baik seperti Habib Luthfi bin Yahya, dia pun tak segan untuk menghormatinya. Bahkan, kata dia, jika ada bekas minuman kopi Habib Luthfi, dialah yang akan meminumnya lebih dulu.
"Begitu habib yang keluakuannya baik saya cium tangan bolak balik. Habib Luthfi itu bekas minum kopinya saya minum duluan, Habib Syekh Abu Ali Condet itu, saya cium tangan bolak balik itu," kata Kiai Said.
Kiai Said menambahkan, hubungan antara Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi selama ini juga sangat baik. Baik di bidang agama, pendidikan, budaya, maupun ekonomi. Jika pun ada gesekan-gesekan sedikit, kata dia, hal itu sudah biasa terjadi antar sesama saudara.
"Kiai-kiai besar juga kebanyakan keluaran Makkah, Kiai Hasyim Asyari, Kiai Wahab, Kiai Bisri. Gus Dur keluaran Irak, Gus Mus keluaran Mesir, saya yang /elek-elek begini juga di Makkah 13 tahun setengah," jelas Kiai Said.