REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG SELATAN -- Warga Pulai Sabesi sempat mengungsi di lapangan tenis indoor. Cuaca terik membuat seluruh wilayah Lapangan, Tenis Indoor, Kalianda, Lampung Selatan, menjadi panas, Sabtu (29/12).
Lokasi yang biasanya dipakai untuk berolahraga itu dipenuhi lautan manusia. Semua warga yang mengungsi menempati seluruh bagian lapangan. Rona wajah tampak sekali penuh kekhawatiran dari wajah mereka.
Meski sudah berada ditempat yang aman, sebagian pengungsi masih trauma dengan bencana tersebut. Para pengungsi ini terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu. Ada pula balita dan bayi yang berumur hitungan bulan. Untuk kebutuhan pangan, para pengungsi masih mencukupi lantaran diberi oleh para sukarelawan dan tenaga kerja sosial kecamatan (TKSK).
Yuni, salah satu pengungsi asal Pulau Sebesi mengatakan bersama sanak keluarganya ikut pengevakuasian, karena takut dengan tsunami yang tidak terprediksi ini. Mengenai bantuan pangan, ia mengaku sudah tercukupi berkat pertolongan dermawan dan sukarelawan.
“Saat ini kami tidur hanya beralasakan matras. Kalau malam kami selalu kedinganan, Mas. Untuk pangan, alhamdulillah kami sudah beberapa hari terakhir diberikan bantuan dari dermawan dam sukarelawan,” ujar ibu dua anak itu.
Dia mengaku para pengungsi saat ini butuh selimut dan kebutuhan anak-anak, seperti pampers, susu, makanan bayi, perlengkapan mandi. “Dengan begitu kami tidak menggigil saat malam. Kami juga butuh selimut, popok, alat mandi, dan makanan bayi".
Siang itu, bantuan datang dari PGN bekerjasama dengan Rumah Zakat, seperti sabun, handuk, pasta gigi, dan perlengkapan mandi.
“Kami sudah kirim bantuan berupa 300 paket Hygiene Kit kepada para pengungsi. Ada ribuan pengungsi disini. Mudah-mudahan bantuan yang kami berikan dapat bermanfaat bagi mereka,” kata Kordinator Penyalur Bantuan PGN, Ridwan.