Senin 31 Dec 2018 21:37 WIB

Urgensi Waktu

Tidak kurang dari 7 ayat yang di dalamnya Allah bersumapah dengan menyebutkan waktu.

Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H Abdul Ghoni*

Dalam Alqur’an, Allah SWT banyak menyebutkan bagian-bagian dari waktu sebagai sandaran sumpahnya. Tidak kurang dari 7 ayat yang di dalamnya Allah bersumapah dengan menyebutkan waktu. Di antaranya adalah sumpah Allah dengan menggunakan waktu Fajar, Dhuha, Siang, Malam, Ashar, dan Hari Kiamat.

Para mufassir di antaranya disebutkan dalam kitab Rawa’i al Bayan karya Muhammad Ali ash-Shabuni dijelaskan bahwasanya ketika Allah menggunakan ciptaan-Nya sebagai sandaran bersumpah, maka sesuatu itu sangat penting untuk diperhatikan oleh manusia.

Sesuatu yang menjadi sandaran sumpah memiliki kebesaran dan keagungan yang membutuhkan perhatian besar. Dengan demikian bagian-bagian dari hari yang menunjukkan waktu tertentu, sangat penting untuk diperhatikan oleh seiap manusia.

Waktu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia.

Imam Hasan al Bashri memberikan nasehat melalui ungkapannya yang berbunyi:

"Wahai anak Adam, kalian tidak lebih dari kumpulan hari-hari. Maka jika setiap satu hari berlalu, maka sesungguhnya telah tiada sebagian dari diri kalian."

Ungkapan tersebut melihat manusia dari sisi yang abstrak yaitu waktu. Manusia jika dilihat dari sisi waktu, maka sesungguhnya ia terus-menerus berkurang setiap hari. Apalagi jika yang berlalu dari diri kita adalalah satu pekan, satu bulan, atau bahkan satu tahun! Tentu saja bagian yang besar dari manusia terus berkurang meninggalkan manusia.

Satu keniscayaan dari waktu, bahwa ia tidak akan pernah bisa kembali ketika sudah berlalu. Waktu yang sudah lewat, ia tidak dapat dibeli dengan harta sebanyak apapun. Ia tidak dapat dikendalikan oleh pejabat setinggi apapun. Manusia menyerah dan bertekuk lutut di hadapan waktu yang sudah pergi meninggalkannya.

Manusia tak berdaya pada saat itu. Seluruh kekuatan dan energi tidak berarti apa-apa menyaksikan waktu yang baru saja hilang. Ada kata-kata hikmah dalam Bahasa Arab yang berbunyi:

"Tidak akan pernah dapat kembali hari-hari yang sudah berlalu."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement