REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PP Muhammadiyah beranggapan Indonesia bisa jadi pelopor negara yang rayakan pergantian tahun baru dengan kegiatan religius. Karena itu, PP Muhammadiyah mengimbau masyarakat memilih meramaikan tempat ibadah masing-masing untuk perayaan pergantian tahun baru.
“Kita jadikan sebagai momentum untuk mengembangkan tradisi dan budaya baru di dunia. Jadi, Indonesia menjadi pelopor religus di dunia dalam pergantian tahun,” kata Ketua bidang Ekonomi, Kewirausahaan, dan UMKM PP Muhammadiyah Anwar Abbas kepada Republika, Senin (31/12).
Anwar mengusulkan, Indonesia sebagai bangsa beragama sebaiknya merayakan pergantian tahun dengan meramaikan tempat ibadah, seperti masjid, gereja, pura, vihara, kapel, klenteng. Dengan demikian, Indonesia bisa memberikan contoh pada dunia ihwal cara merayakan tahun baru dengan gaya berbeda.
“Bisa nggak Indonesia memberikan contoh ke dunia, jadi jangan hanya kita ngikutin dunia. Kan selama ini seakan-akan kita ngikuti tren dunia,” ujar dia.
Dia mengusulkan acara yang biasa diadakan dengan hura-hura dan besar-besaran, beralih dengan meramaikan tempat ibadah. Sebab, hal itu tidak ada di belahan dunia manapun.
“Ini kita ekspos ke dunia. Akhirnya negeri kita menjadi teladan bagi masyarakat bangsa dan dunia,” kata Anwar.
Tidak menutup kemungkinan, perayaan malam pergantian tahun di Indonesia menarik minat wisatawan mancanegara. Apalagi, saat ini Indonesia sedang menggalakkan wisata religi dan halal.
“Itu bisa menarik (wisatawan asing), objek wisata tersendiri,” ujar dia.
Karena itu, menurut dia, tidak ada salahnya jika Indonesia menciptakan tren religius dalam momentum akhir tahun. Indonesia bisa menjadi pelopor pembuat budaya baru perayaan tahun baru.