Kamis 27 Dec 2018 16:27 WIB

IITCF Bedah Persoalan Tur ke Eropa

Penyelenggara tour Eropa harus benar-benar memahami kondisi yang ada di Eropa.

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
  Chairman IITCF Priyadi Abadi, Wakil Ketua Asosiasi Travel Indonesia (Asita) Rudiana, dan  Pendiri F2F Ivo Kwok (dari kiri) hadir saat kopi darat diskusi Indonesian Islamic Tracel Communication Forum di Bank Muamalat, Jakarta, Jumat (21/12).
Foto: WIHDAN HIDAYAT/REPUBLIKA
Chairman IITCF Priyadi Abadi, Wakil Ketua Asosiasi Travel Indonesia (Asita) Rudiana, dan Pendiri F2F Ivo Kwok (dari kiri) hadir saat kopi darat diskusi Indonesian Islamic Tracel Communication Forum di Bank Muamalat, Jakarta, Jumat (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) secara rutin memberikan pembekalan mengenai berbagai  hal terkait pengembangan wisata Muslim. Baik  destinasi dalam negeri (inbound) maupun luar negeri (outbound). Pembekalan itu diikuti oleh para pelaku wisata Muslim, baik pengelola travel maupun  tour leader.

Pekan  lalu, tepatnya Jumat (21/12), IITCF menggelar talk show yang membedah persoalan tour ke Eropa. Talk show bertajuk Europe Sharing Destination  itu dimoderatori langsung oleh Chairman IITCF, Priyadi Abadi.

Talk show  mengundang dua nara sumber yang juga Senior Europe Tour Leader berpengalaman. Keduanya adalah Rudiana Jones (direktur Wita Tour) dan  Ivo Kwok (founder Face 2 Face Tourism Educational Management). “Talk show ini diikuti sekitar 60 peserta yang merupakan  pengelola travel dan  tour leader,” kata Priyadi.

Ia menambahkan, pemilihan tema talk show tersebut karena Eropa dengan segala  keindahannya dan keunikannya menjadi destinasi yang banyak diburu wisatawan dari berbagai mancanegara. “Meski biaya berwisata ke Eropa cukup merogoh kocek, namun peminatnya tak pernah sepi, di musim liburan sekolah maupun di bulan lainnya,” tuturnya.

Di balik keindahan tempat-tempat wisata Eropa, kata Priyadi, ternyata menyimpan berbagai persoalan jika belum memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman menjelajahi Benua Eropa. “Karenanya, penyedia travel yang baru membuka trip Eropa harus memperhatikan berbagai aspek sebelum berani menyelenggarakan paket Eropa,” ujarnya.

Menurutnya, penyelenggara tour Eropa harus benar-benar memahami kondisi yang ada di Eropa. “Tim  manajemen   harus sangat ketat dijalankan.  Jika tidak, akan berdampak pada pembengkakan anggaran,” ujarnya.

Priyadi menambahkan, penyelenggaraan tour ke Asia sangat berbeda dengan Eropa. Tingkat kerumitannya jauh lebih besar di Eropa. “Dalam dunia travel, tujuan Eropa tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding Asia atau destinasi lainnya. Karena itu, para penyelenggara travel maupun tour leader Muslim perlu memahami dan menguasai destinasi Eropa dengan baik, termasuk di dalamnya tempat ibadah dan resto halal,” paparnya.

Priyadi mengemukakan, insya Allah untuk menindaklanjuti talk show ini, IITCF akan kembali menggelar educational trip ke Eropa pada 11-20 Februari 2019. “Educational trip ke Eropa itu  akan diikuti oleh penyelenggara travel dan tour leader Muslim.  Jadi bukan hanya teori, tapi langsung praktik di lapangan. Termasuk di dalamnya masjid, resto halal maupun rangkaian kegiatan wisata yang sesuai dengan syariat Islam,” jelasnya.

Pada acara talk show tersebut, IITCF menyediakan sejumlah door prize, seperti grand prize  full package tour jejak jejak Rosul Cairo-Jordan Jerusalem persembahan dari Amoures Tour operator;  voucher Carrefour dari Kuoni Travel Expert; dan hadiah menarik lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement