Rabu 26 Dec 2018 14:52 WIB

Ulil Albaab Lahirkan Intelektual yang Paham Agama

PPMS Ulil Albaab didirikan pada tanggal 15 Juli 1987.

Rep: Mgrol108/ Red: Agung Sasongko
 Ketua Program Kaderisasi Ulama Pesantren Tinggi Ulil Albaab UIKA, Akhmad Alim
Foto: mgrol108
Ketua Program Kaderisasi Ulama Pesantren Tinggi Ulil Albaab UIKA, Akhmad Alim

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gagasan membentuk tiga pilar benteng umat Islam Indonesia. Tiga Pilar itu terdiri dari pesantren, masjid dan kampus. Gagas ini yang melahirkan Pondok Pesantren Mahasiswa dan Sarjana (PPMS) Ulil Albaab Universitas Ibnu Khaldun, Bogor.

Ulil Albaab merupakan Pondok Pesantren yang disediakan bagi  mahasiswa semua jenjang pendidikan akademik, Senin (24/12). Pondok pesantren yang terletak di dalam lingkungan kampus Universitas Ibn Khaldun (UIKA) ini biasa disebut sebagai Pondok Pesantren Mahasiswa dan Sarjana (PPMS) Ulil Albaab UIKA.

PPMS didirikan pada tanggal 15 Juli 1987. Para pendiri PPMS tersebut diantaranya para tokoh ulama dan intelektual, yakni Dr. Muhammad Natsir yang juga sebagai Perdana Menteri Pertama Indonesia, K.H. Soleh Iskandar (Pendiri UIKA), K.H. TB. Hasan Bashri sebagai Ketua MUI saat itu, Prof. AM. Saefuddin (mantan menteri pertanian) dan Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin (mantan Ketua Baznas). Kelima tokoh itulah yang mengkonsepkan integrasi tiga pilar dalam satu kawasan guna melahirkan ulama yang intelektual.

Para mahasiswa yang tinggal PPMS Ulil Albaab, di istilahkan sebagai mahasantri. Ketua Program Kaderisasi Ulama Pesantren Tinggi Ulil Albaab UIKA, Akhmad Alim, mengatakan, gagasan tersebut merupakan gagasan pertama di Indoensia.

photo
PPMS Ulil Albaab

“Karena memang dulu itu jarang bahkan tidak ada kampus yang memiliki pesantren di dalamnya,” ucapnya.

Maka, menurut Alim, dulu mahasiswa yang mondok di PPMS Ulil Albaab tidak hanya berasal dari mahasiswa UIKA, melainkan ada juga mahasiswa dari kampus sekitar Jabodetabek yang mondok di PPMS ini.

“Bahkan ada mahasiswa dari asing waktu itu,” ucap Alim yang pernah belajar di Universitas Ummul Quro Makkah.

Dia menyatakan, setelah UIKA menggagas konsep tiga pilar itu,, maka kemudian kampus lainnya mulai mengikutinya. Seperti yang disebutkan Alim, diantaranya UNILA, UII, UMS, UNISULA, UMI Makasar yang terinpirasi melakukan konsep tiga pilar.

Alim yang juga menyelesaikan pendidikan doktornya di UIKA, mengatakan, terdapat misi besar dalam pengadaan PPMS Ulil Albaab ini, yakni misi menggagas Islamisasi Sains dan Kampus (ISK). PPMS Ulil Albaab inilah yang menjadi pengerak ISK. “Jadi konsep- konsep yang di Islamkan dalam sains itu, kemudian di Islamkan juga kampusnya,” ungkapnya.

Lelaki yang asal kota kelahirannya di Rembang, Jawa Tengah ini mengaku, terdapat tokoh Islamisasi sains dunia yang datang ke UIKA dalam rangka menguatkan gagasan ISK tersebut. Salah satunya yakni Prof. Naqib Alattas dari Malaysia.

Alim mengatakan, mahasantri yang belajar di PPMS Ulil Albaab dibimbing untuk bisa memadukan antara pikir dan zikir. Hal itu ditujukan agar terbentuk jiwa seorang ulama yang intelektual. Oleh karena itu, dalam PPMS Ulil Albaab terdapat lima program yang akan diberikan kepada mahasantri.

Kelima program yang dikembangkan oleh PPMS Ulil Albab yakni program Budaya Ilmu, Budaya adab, Budaya dakwah, Budaya mandiri, budaya jama’ah atau amal jama’i. Alim mengaku, banyak peminat yang ingin belajar di PPMS ini. Meskipun banyak, pihaknya memprioritaskan mahasiswa yang kuliah di UIKA.

Diketahui terdapat kuota maksimal 40 mahasantri yang dapat ditampung di PPMS Ulil Albaab. Dia mengatakan, Saat ini terdapat juga mahasantri asal Malaysia dan Thailand yang juga sedang kuliah di UIKA.

Alim, menyampaikan beberapa peran mahasantri PPMS Ulil Albaab yakni sebagai mentor membaca Alquran untuk mahasiswa lain yang kurang lancar membaca Alquran. Sebagai penggagas atau panitia untuk seminar keislaman. “Serta mereka juga yang turut meramaikan masjid kampus,” ucapnya saat ditemui Republika.co.id di rumahnya.

Alim yang juga Ketua Lembaga Penelitian Pascasarjana  UIKA, menyampaikan, agar pemerintah memberikan fasilitas dan apresiasi bagi kampus negeri maupun swasta agar memiliki pesantren di dalamnya.

Dia juga berpesan agar para akademisi, terus mengembangkan pesantren mahasiwa yang ideal dengan Negara Indonesia. Alim juga berpesan kepada orang tua, agar dapat mengkuliahkan anak- anaknya ke kampus yang ada pembinaan mahasiswanya dalam pesantren.   

  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement