Senin 24 Dec 2018 15:37 WIB

Tim ACT Bantu Evakuasi Warga Terdampar di Pantai

Pada fase tanggap darurat, ACT akan fokus menurunkan tim evakuasi dan medis.

Tim rescue ACT memberikan bantuan makanan kepada korban bencana tsunami di Pandeglang
Foto: Dok ACT
Tim rescue ACT memberikan bantuan makanan kepada korban bencana tsunami di Pandeglang

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Korban meninggal akibat tsunami di pesisir Pantai Pandeglang terus bertambah. Hingga Ahad (23/12) sore pukul 18.00 WIB, setidaknya sudah ada 222 jenazah yang dievakuasi oleh regu penyelamat gabungan, termasuk Tim Emergency Response Aksi Cepat tanggap (ACT).

Menurut laporan Dedi dari Tim Emergency Response ACT yang berada di lokasi, seluruh korban meninggal dunia ditampung di Puskesmas Carita yang terletak di Jalan Raya Carita-Labuan, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang.

“Ini untuk titik Pandeglang Utara, penanganan evakuasi dipusatkan di Puskesmas Carita. Tim akan terus melakukan evakuasi karena dapat kabar masih banyak warga yang terdampar di pesisir pantai,” ungkap Dedi, Ahad (23/12).

Sementara itu, korban luka tercatat sudah mencapai 843 jiwa. Data tersebut diambil dari 11 kecamatan di Pandeglang, di antaranya Carita, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Labuan, Menes, Cibaliung, Jiput, Cimanggu, Pagelaran, dan Bojong.

Tsunami yang menerjang Pandeglang pada Sabtu (22/12) malam lalu juga mengakibatkan lebih dari 556 rumah rusak dan ratusan mobil, motor, dan kapal nelayan rusak berat.

Pada fase tanggap darurat, ACT akan fokus menurunkan tim evakuasi dan medis. Hal ini mengingat korban yang mengalami luka-luka cukup banyak. Baik korban meninggal maupun luka-luka diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah.

Sementara Dedi juga mengungkapkan, kondisi di Puskesmas Carita masih belum kondusif. Tak hanya aktivitas tim evakuasi dan medis yang terlihat, banyak warga yang kehilangan keluarganya juga berkumpul untuk melapor.

“Kebanyakan korban yang berhasil dievakuasi ataupun yang masih dalam laporan adalah pengunjung pantai. Mungkin ada beberapa warga, cuma masih belum bisa dipastikan,” jelas Dedi seperti dalam siaran persnya.

Sampai laporan ini diunggah, Dedi mengabarkan dirinya sempat membantu warga karena ada peringatan sirine yang menunjukkan akan terjadi lagi tsunami. “Warga langsung panik, tim sempat membantu untuk evakuasi mereka. Kami membawa mereka ke tempat yang lebih tinggi,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement