REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya penyisiran korban bencana tsunami di Pandeglang, Banten masih terus dilakukan. Laporan terkini --sekitar 10 menit lalu-- dari posko tim rescue Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Anyer menyebutkan, sebanyak 56 orang korban meninggal berhasil dievakuasi.
Menurut Manager Humas ACT, Lukman Aziz, tim rescue ACT bergerak melakukan penyisiran sejak dini hari kemarin. Tim berasal dari Jakarta, Serang, dan ACT Cabang Lampung. "Tahap pertama proses evakuasi, dan kemungkinan korban yang masih hidup terus kami cari. Penyisiran dilakukan mulai dari sepanjang Anyer dan Pantai Carita, " ujar Lukman kepada Republika, Ahad (23/12).
Lukman menambahkan, kemungkian besar korban yang masih hidup sangat mungkin. Alasannya, saat tsunami berlangsung, banyak warga masyarakat yang naik ke gunung dan bukit. "Posisi gunung dan perbukitan itu adanya kalau dari arah Jakarta berada sebelah kiri jalan," ujarnya.
Dia tak menampik tak tertutup kemungkinan jika pada akhirnya ACT akan membangun shelter bagi korban bencana tsunami.
Yang jelas, katanya, tahap pertama adalah rescue dan tim dokter. Pasalnya, yang mengalami luka-luka cukup banyak. Tercatat jumlah korban luka sudah mendekati angka 600 orang. "Dukungan dari mitra dari ambulans ACT kirimkan juga ke lokasi bencana," ujarnya.
Upaya penyisiran para korban tsunami juga disampaikan Lailatul Istiqomah, dari humas Rumah Zakat. Menurut dia, ada beberapa lokasi penyisiran terdampak tsunami. Penyisiran dilakukan langsung tim Rumah Zakat Cilegon di sepanjang Pantai Anyer. " Penyisiran korban bencana tsunami juga dilakukan tim Rumah Zakat Lampung. Saat ini kami juga telah bergerak membawa kornet untuk kebutuhan para korban bencana," ujarnya.