REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sepanjang hidupnya, manusia memiliki dua kecenderungan, yaitu mendekat pada kebaikan atau keburukan. Antara malai kat dan syaitan, keduanya berebut ma salah hati. Nabi Muhammad SAW ber sabda, "Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati."
Mengingat hati atau iman adalah yang diperebutkan oleh malaikat dan syaitan, sebagai manusia tentu harus menjaganya dari hal buruk atau hal yang menyenangkan syaitan. Salah satu ben teng terdepan dalam menjaganya, ya itu dengan sabar. Sabar adalah yang harus pertama kali dipupuk, baru setelahnya muncul ikhlas.
Ikhlas hadir sebagai ben tuk dari buah cinta umat kepada Allah SWT. "Sabar harus ditegakkan utamanya karena dunia adalah tempat yang penuh dengan ujian. Allah SWT sudah banyak mengingatkan akan ini, jadi kita tidak boleh terus meminta hidup enak," ujar Ustaz Djazali Ruhan kepada jamaah da lam kajiannya, belum lama ini.
Ujian yang diberikan oleh Allah SWT ada banyak bentuknya. Bisa berupa ke nikmatan, kekhilafan, ataupun musibah. Di antara orang-orang yang sanggup sa bar dalam menghadapi ujian Allah, su dah disiapkan banyak pahala bagi me reka. Hal ini pun tertulis dalam banyak hadis dan Alquran, salah satunya dalam surah al-Baqarah ayat 157, "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orangorang yang sabar."
Ustaz Djazali pun menyebut, jika sabar ini adalah ibadah terbaik di dunia. Seseorang tidak mungkin bisa bersyu kur, dekat dengan taubat, ataupun ke baikan lain, kecuali ia bisa menjaga rasa sabarnya terlebih dahulu. Sabar pun bisa menjadi solusi dari semua masalah yang ada. Dalam surah al-Baqarah ayat 45, Allah bersabda, "Mintalah pertolongan pada Allah dengan sabar dan shalat."
Sabar juga salah satu sarana atau cara untuk mencapai status istiqamah da lam beribadah. Banyak yang meng aku-ngaku beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya, tetapi sedikit yang istiqamah. Sedikit yang mngikuti ba gai mana sabarnya Rasul dan para sa ha bat yang berujung istiqamah.
Mereka mam pu mempertahankan kebaikan me nurut syariat Islam sampai akhir hayatnya. "Sabar sendiri ada tiga macamnya. Dari yang tingkatannya rendah, sedang, hingga tinggi. Jika ketiganya bisa di penuhi oleh umat, istiqamahlah dia," ujarnya.