REPUBLIKA.CO.ID, TAMBUN -- Calon wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pemerintah Cina untuk tetap memperlakukan warga etnis Uighur yang beragama Islam dengan baik. Ma'ruf meminta permasalahan Uighur dipisahkan dari adanya konflik di Provinsi Xinjiang.
"Kita harap supaya pemerintah Republik Rakyat Cina memperlakukan kelompok Uighur yang kebetulan beragama Islam, supaya diperlakukan dengan baik sebagai warga negara Cina," kata Ma'ruf di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (22/12).
Ma'ruf mengatakan, tentu Indonesia berharap jangan sampai ada tindakan berlebihan. Harapan itu dianggapnya wajar. Sebab, dia melanjutkan, ada banyak etnis Uighur beragama Islam di sana. Sedangkan mayoritas masyarakat Indonesia juga beragama Islam.
"Makanya sangat prihatin. Kita minta pemerintah, bagaimana memfasilitasi supaya konflik dan perlakuan terhadap kaum Muslim, bisa dilakukan dengan cara lebih baik dan manusiawi sesuai aturan negara RRT," jelasnya.
Lebih lanjut, Ma'ruf mengimbau agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera turun tangan. Hal ini, dimaksudkan untuk mengantisipasi agar peristiwa yang menimpa etnis minoritas Muslim Rohingya di Myanmar tidak kembali terjadi di Cina.
"Kita harap Muslim Uighur tak alami seperti di Rohingya. PBB bisa mengambil peran mengawalnya," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Seperti diketahui, etnis minoritas Muslim Rohingya di Rakhine terpaksa melarikan diri dari Myanmar menyusul genosida yang terjadi terhadap mereka. Keberadaan Rohingya ditolak masyarakat yang mayoritas beragama Budha dan Hindu.