REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga kemanusiaan Rumah Zakat akan memberikan bantuan bagi Muslim Uighur di Xinjiang, Cina. Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban Muslim Uighur yang menjadi korban atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Xinjiang.
Chief of Program Officer Rumah Zakat Murni Alit Baginda menuturkan etnis Muslim Uighur memperoleh perlakukan yang melanggar hak asasi manusia. Mulai dari penahanan hingga pemaksaan keyakinan.
"Ada penahanan di kamp-kamp yg disebut kamp konsentrasi. Kesaksian warga yang sudah tidak ditahan adanya kekerasan. Ada penanaman paksa ideologi dan ada permohonan pelepasan keyakinan," kata Murni dalam konferensi pers di Kantor Rumah Zakat, Jalan Turangga, Kota Bandung, Jumat (21/12).
Murni mengatakan dengan adanya tragedi kemanusiaan ini, Muslim Uighur sangat membutuhkan bantuan. Karenanya ada beberapa langkah yang disiapkan Rumah Zakat untuk membantu Muslim Uighur.
Ia menyebutkan langkah awal yang akan dilakukan yakni membuka akses bantuan melalui jalur diplomasi dengan pemerintah Cina. Sebab, selama ini pemerintah Cina cenderung tertutup memberikan akses untuk bantuan bagi Muslim Uighur.
"Pendekatan government to goverment akan kami lakukan. Kami menyuarakan apa-apa yang dialami dan apa yang bisa dilakukan pemerintah dengan diplomasi dengan Tiongkok," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peran pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi ini. Kemenlu diharapkan bisa melakukan upaya diplomasi berdasarkan prinsip bebas aktif untuk menciptakan perdamaian dunia dan menegakkan hak asasi manusia.
"Rumah Zakat bersama Indonesia Humanitarian Aid (IHA) rencananya akan bertemu Kemenlu pada Rabu depan 26 Desember 2018," ucapnya.
Ia mengatakan Rumah Zakat juga akan bekerja sama berkolaborasi dengan NGO internasional. Dengan bersama-sama menyuarakan kebebasan hak Muslim Uighur diharapkan dapat memudahkan dalam penyaluran bantuan.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga memohon bantuan dari masyarakat Indonesia agar bisa memberikan dukungan dalam upaya solidaritas ini. "Kita membuka dukungan kemanusiaan. Kita mengajak masyarakat utuk memberikan dukungan dan materil untuk terciptanya kedamaian di Uighur," ujarnya.
Untuk membuka akses bantuan ke Cina, ia menyebutkan ada dua orang relawan dari Rumah Zakat yang akan diberangkatkan. Dengan upaya diplomasi dan kolaborasi ini diharapkan bisa memberikan jalan dalam bantuan kemanusiaan ini.
Rumah Zakat juga akan menyalurkan bantuan bagi Muslim Uighur yang sudah mengungsi keluar dari Xinjiang. Sebagian dari mereka mengungsi ke negara sekitar Cina bagian barat seperti Turki dan Uzbekistan.
CEO Rumah Zakat Nur Effendi menambahkan bantuan ini merupakan respons atas krisis kemanusiaan yang terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Selain upaya bantuan ke lokasi, Rumah Zakat juga melakukan aksi simpatik dan doa bersama untuk Muslim Uighur yang diselenggarakan serentak di delapan kota pada, Jumat (21/12) ini.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membantu menyuarakan hak-hak warga Muslim Uighur kepada dunia dengan cara-cara apapun yang mungkin dilakukan," kata Nur.